Kamis Setelah Rabu Abu, 03 Maret 2022
Bacaan 1 : Ul. 30:15-20
Bacaan Injil : Luk. 9:22-25
Penaclaret.com -Sobat Pena Claret yang terkasih, akhir- akhir ini kita dihadapkan pada ujian dan tantangan yang semakin berat. Bukan hanya meningkatnya Omicron yang merupakan varian/turunan jenis baru dari virus COVID-19, tetapi juga konflik serta perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia yang belum berujung. Tentu hal ini mengundang keprihatian dan tanggapan kita. Bagaimana kita menyikapi situasi seperti ini? Apakah kita pasrah begitu saja dan berdiam diri seolah-olah dunia ini juga turut hancur dalam kebinasaan. Atau kita masih berani hidup dan bangkit dari keterpurukan ini dan membangun komitmen hidup yang lebih cerah. Sebagai penulis, saya kira jawaban kita adalah sama, yaitu pilihan untuk hidup dan bertumbuh. Karena itu, Tuhan menuntut sebuah ketegasan dalam diri setiap orang yang percaya pada-Nya untuk membuat pilihan hidup yang benar.
Dalam bacaaan pertama, Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan”. Di hadapan kita ada dua pilihan yang sangat kontradiktif: kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, keberhasilan dan kegagalan. Mana yang kita pilih? Kita tidak dapat berdiri di tengah-tengah, bersikap kompromi, suam-suam kuku, atau setengah-setengah. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang baik dan berlimpah kasih, karena itu Ia tidak menginginkan anak-anak-Nya mengalami kematian, melainkan kehidupan dan keberhasilan. Tuhan mau kita memilih kehidupan, yaitu dengan mengasihi Dia, beribadah kepada-Nya, dan taat melakukan kehendak-Nya.
Menurut penulis pilihan atas pertanyaan reflektif di atas ditegaskan dalam bacaan Injil (Luk. 9:22-25). Dengan jelas Yesus mengatakan, “setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikuti Aku.” Pernyataan Yesus ini jelas dan lugas. Tanpa promosi yang menggiurkan. Mungkin biasanya ketika kita ingin mengikuti suatu organisai dalam lingkungan kampus, lingkungan tempat kerja, komunitas, dll. Pertama-tama yang kita lihat adalah apakah organisasi ini memberi manfaat untuk perkembangan hidup saya atau sesuai dengan bakat dan talenta saya. Hal ini mungkin berbanding terbalik dengan ajakan Yesus. Ia mengajak kita untuk menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikuti Nya.
Bcaan Injil hari ini mengingatkan kita tentang pentingnya sebuah pilihan. Ketika saya siap mengatakan “Ya”, konsekuensinya dalah saya harus siap juga menanggung segala resiko dari pilihan saya. Artinya, saya harus siap menyangkal diri, memikul salib setiap hari, dan mengikuti-Nya. Apa artinya menyangkal diri? Menyangkal diri adalah sikap di mana saya tidak menyukai tugas saya, tetapi saya menjalankannya dengan baik. Itulah bentuk penyangkalan diri.
“Memikul salib”. Seringkali kita mengatakan bahwa beban hidup kita setiap hari adalah salib kita. Pastilah tidak salah! Tetapi pertanyaannya adalah, apakah sebanding ketika kita mengatakan tugas harian sebagai salib dibandingkan dengan Yesus yang berkorban disalib? Memikul salib berarti beban yang sangat berat, bahkan menuntut pengorbanan besar, tetap kita ambil dan jalankan.
Mengikuti Yesus berarti pilihan kita menjadi agen-agen pembawa kebenaran, keadilan, dan kejujuran di mana saja kita berada. Apa yang kita ambil bukan pertama-tama apa yang hanya menyenangkan dan membawa kenikmatan. Ikut Yesus berarti siap ikut jalan salib. Karena itu, saudara-saudari yang terkasih, di sela-sela kesibukan kita sepanjang hari ini, ambilah waktu sejenak, dan renungkanlah. Mantapkan pilihan kita untuk mengikuti Yesus.
“I have decided to follow Jesus” lagu singkat dengan lirik sederhana ini membantu menegaskan pilihan kita untuk mengikuti-Nya. Siap dan katakan “Ya”, saya siap mengikuti Yesus dengan sepenuh hati. Pilihan mengikuti-Nya adalah pilihan menuju kehidupan. Yakin dan percayalah di saat dan waktu yang sama Tuhan mengalirkan rahmat dan berkat-Nya untuk kita.
Selamat menjalani masa tobat dengan penuh sukacita. Tuhan memberkati. Amin.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.