Bentuk Pemikiran Kosmologi Spekulatif menurut Thales

sumber gambar; Study.com.

Penaclaret.com-Disiplin ilmu kosomologi dalam perkembangan ilmu pengetetahuan kian berkembang pesat. Sejak munculnya Ilmu kosmologi dalam tradisi Yunani kuno, dipelopori oleh filsuf-filsuf alam, sampai abad 21 ini, telah muncul bergagai macam corak pemikiran kosmologi yang tentu masing-masing memiliki titik pijak, orentasi dan perspektif yang berbeda.

Dalam tulisan ini penulis berfokus pada bentuk pemikiran kosmologi kuno yang menjelaskan tentang asal usul keberadaan alam semesta melalui bentuk kosmologi spekulatif. Yang menjadi filsuf pionir dalam bentuk kosmologi spekulatif ini adalah Thales. Thales dalam kontemplasinya menemukan bahwa Arkhe  alam semesta air, adalah kesimpulan dari hasil pengamatannya bahwa di mana-mana ada air, dan manusia tidak bertahan hidup. Karena itu dalam tulisan ini, penulis berupaya menjelaskan biografi Thales dan pemikirannya tentang bentuk kosmologi spekulatif.

Kata kunci; Biografi Thales, Arkhe/air, kosmologi spekulatif

Biografi Thales

Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus Yunani di Asia Kecil yang merupakan sebuah kota niaga yang maju, dimana terdapat golongan budak dalam jumlah besar serta berlangsungnya perselisihan kelas yang memilukan antara golongan kaya dan miskin di antara penduduk yang bukan budak. Ia boleh  dikatakan adalah sebagai filsuf pertama. Pemikiran Thales yang sangat familiar tentang asal segala sesuatu adalah Zat utama yang menjadi dasar segala sesuatu adalah air. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini.

Baca juga :  Permainan Bahasa Butuh Logika

Thales konon pernah melwati Mesir ke Mesir dan kemudian memperkenalkan ilmu geometri ke Yunani. Thales dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tahun 585 SM.

Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona.

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.

Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).

 Pendidikannya

Thales hidup pada abad ke 6 sebelum Masehi. Thales tidak memiliki riwayat pendidikan formal karena pada waktu itu memang belum ada pendidikan formal. Tetapi, Thales mempelajari ilmu ukur di Mesir dan membawanya ke Yunani. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia.  Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometriastronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.

Baca juga :  Cinta Diri di Tengah Pandemi Sebagai Bentuk Egoisme Etis

Sekilas Teori-Teori Thales; Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu, Pandangan tentang Jiwa dan Pandangan Politik

Pemikiran Thales tentang bentuk Kosmologi Spekulatif

Bentuk Kosmologi spekulatif dibangun atas kerangka dasar epistemologi yang menggandalkan kemampuan kontemplasi yang bersifat spekulatif. Dalam pada itu bentuk kosmologi spekulatif ini mencari dan mengetahui sejauh ditemukan serta dihayati dalam hidup sehari-hari, misalnya air, api dan udara.

Ilmuwan Ionia pertama adalah Thales dari Miletus, kota di Asia di seberang selat sempit dari pulau Samos. Thales adalah filsuf pertama yang mengunakan bentuk kosmologi spekulatif ia menemukan bahwa Arkhe alam semesta itu air, adalah kesimpulan dari hasil pengamatannya dimana-mana ada air, dan manusia tidak bertahan hidup tanpa air. Lebih lanjut Demokritos  menerankan bahwa sifat spekulatif ini sangat jelas, ia menemukan bahwa Arkhe alam semesta atom dan ruang kososng; jelas merupakan hasil olah daya nalar spekulatif.

Melalui bentuk kosmologi spekulatifnya Thales berupaya mematahkan anggapan-anggapan mitologi. Thales berusaha memahami dunia tanpa meminta bantuan intervensi dewa-dewa. Dengan kemampuan akal budinya, Thales berusaha menemukan arkhe atau asas alam semesta. Ia mengatakan bahwa arkhe alam semesta  adalah air semua hal berasal dan akan kembali menjadi air.

Baca juga :  Reba: Pesona Inkulturasi dari Tanah Ngada

Menurut Aristotels, Thales berpendapat bahwa air adalah substansi dasar yang membentuk segala hal linnya; dan ia mengatakan bahwa bumi terapung di atas air. Thales juga mengungkapkan bahwa magnet memiliki jiwa, karena bisa menggerakan besi; selain itu, segala sesuatu senggunya penuh dengan dewa-dewa.

Air adalah sumber kehidupan, tanpa air tidak ada kehidupan. Alam semesta laksana sebuah pulau yang terapung di atas air. Thales dalam spekulatifnya mengungkapkan bahwa air adalah prinsip umum yang mendasari semua massa alam semesta.

Walaupun pandangan alam ini belum dianggapa memuaskan , akan tetapi keniscayaan Thales dalam mengugkapkan prinsip alam semesta dengan kemampuan rasio merupakan langkah besar revolusi pemikiran ya semula segala hal selalu dijelaskan secara mitologis.

Kesimpulan

Pemikiran bentuk kosmologi spekulatif Thales memiliki pengaruh besar bagi perkembangan filsafat Yunani. Pemikiran Thales dalam perkembangan filsafat pada umumnya diakui sebagai kegiatan berfilsafat karena pemikran filsafat Thales mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos-mitos melainkan pada rasio manusia. Sangat jelas bahwa kehadiran filsafat Thales berfokus pada jalan ilmu pengetahuan yang menggandalakan kemampuan intelektual dalam menjelaskan tentang segala sesuatuyang ada dialam semesta tanpa berbasis pada mitos-mitos.