Penaclaret.com – November hendak berlalu, hujan terus mengguyur di sepanjang sudut Kota Jogja. Angkringan di pinggiran jalan terus meriuh-rendah memanggil ingatan pada seninya bersama. Semangat melampau kian menggema meskipun varian baru terus menghantui euforia kebersamaan tuk menyambut bulan baru, Desember.
November rain, memberi hijau pada wajah komunitas tercinta. Segelintir kisah dirajut untuk memupuk rasa cinta satu sama lain. Di awal bulan, kita berbagi coretan bersama saudara yang telah berbeda ruang dengan kita, Taize bersama untuk mendoakan saudara-saudari kita yang telah pergi. Jumpa di ruang virtual menukik memori pada mereka yang telah meninggalkan nama tuk dikenang. Kisah pun terus berlanjut, ayunan sepeda bergerak menuju Kalasan tuk menarik diri dari tetek-bengek kesibukan kuliah dan rutinitas yang kadang melelahkan. Tak hanya mata yang disegarkan wajah alam yang hijau, tetapi mulut dan perut pun dininabobokan dengan sajian alam ala kadarnya.
Rajutan rasa terus bersambung dalam DiaLoGue akademik untuk masuk dalam setiap realitas aktual sebagai bentuk tanggung jawab dari seorang akademisi. DiaLoGue ini merumput dalam judul “Jangan Mau Disebut Mahasiswa Dungu”. Diskusi menghantar pada semangat belajar untuk memanusiakan manusia dengan menjaga keseimbangan antara hati dan nalar. DiaLoGue kita terus menggandeng hati dan nalar dalam mengekspresikan rasa atau ide. Nutrisi-nutrisi baru pun selalu diupayakan demi perkembangan pribadi para misionaris melalui sebuah webinar singkat mengenai menulis artikel ilmiah populer bersama kedua rekan kita, Saudara Lukas Benevides dan Saudari Melita Encik.
Sukacita semakin bertambah ketika beberapa saudara kita mengunjungi kita. Ada yang datang dari pulau Timor, Rm. Valens Aguino, CMF (Major superior Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste) dan Rm. Doni, CMF (Ekonom Delegasi Indo-Tiles), ada pula yang datang dari ibu kota, Rm. Kris Jawa, CMF, Rm. Arnold, CMF, Rm. Eus, CMF, dan Rm. Itho, CMF. Mereka datang membawa suatu roh yang sama rooted and audacious. Bahwa, semangat dan komitmen yang dirangkum dari para misionaris kita di Roma pada Kapitel Jendral XXV tidak hanya sebatas di tembok-tembok bangunan indah nan megah di Roma, tetapi juga harus sampai di tanah Jawa, di seluruh diri para misionaris yang sedang berkarya.
Tidak lupa juga kita bersyukur kepada Tuhan sumber pengetahuan atas selesainya ujian skripsi dari salah satu saudara kita, Fr. Yohanes Archon, CMF. Semoga gagasan-gagasan segar filosofis dan teologis mampu menginspirasinya dalam menjalankan hidup sebagai sebagai seorang misionaris ulung.
November Rain sudah berlalu meninggalkan jejak untuk dicecap sebagai cita rasa di bulan yang baru. Selamat menantikan Sang Imanuel, Allah beserta kita.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.