Merintis Jalan Keselamatan

Merintis Jalan Keselamatan
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.ComMerintis Jalan Keselamatan

Hari Senin Pekan Biasa Ke-IV, 30 Januari 2023

Bacaan I: Ibr. 11:32-40

Bacaan Injil: Mrk. 5:1-20

Sahabat-sahabat Claretpath yang terkasih, pada lembaran hidup pertama dalam pekan ini, kita kembali berjumpa dengan narasi Injil tentang Yesus yang mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Pada bagian epilog dari Injil Markus yang kita kontemplasikan hari ini, menampilkan sebuah sikap inisiatif dari orang yang mengalami kerasukan roh jahat.  Dia merintis sebuah jalan keselamatan untuk boleh akhirnya bersua dengan Yesus. Alhasil, ia pun bertemu dengan Yesus. Menarik bahwa dalam perjumpaannya dengan Yesus itu, orang yang mengalami kerasukan roh jahat tersebut justru sangat terbuka terhadap rahmat Allah dengan menceritakan semua situasi hidupnya. Ini sangat luara biasa! Suatu sikap hidup dan iman yang kelihatannya sederhana namun mendatangkan keselamatan.

Baca juga :  Penggandaan Kasih | Renungan Harian

Salah satu atribut lekat kita sebagai insan yang beriman adalah homo socius; makhluk sosial yang tidak bisa mengingkari bantuan sesamanya. Karena itu, setiap kita terpanggil untuk membuka diri dan transparan dalam membagikan setiap potongan pengalaman hidup kita kepada sesama dan juga Tuhan. Sikap reseptif pun menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan bersama. Sebab melalui sikap keterbukaan diri semacam itulah, kita sungguh menjadi diri sendiri sepanjang kita mau membuka diri kepada sesama dan Tuhan. Tanpa keterbukaan diri ini sebagai individu yang beriman, kita akan mengalami supresi dan kehilangan eksistensial dari bingkai kebersamaam di dalam hidup komunitas.

Baca juga :  Mengeluh: Tanda Tidak Sadar, Allah Berjalan Bersama Kita

Keterbukaan Diri

Saudara-saudari yang terkasih, kurnia kesembuhan yang Tuhan berikan kepada orang Gerasa yang kerasukan roh jahat itu adalah gambaran sikap keterbukaan yang total dan otentik kepada Tuhan. Kita pun diajak agar dalam hidup bersama dengan orang lain, kita perlu menjunjung tinggi sikap keterbukaan diri. Sikap mau menerima siapa dan apa saja dalam hidup ini terkecuali dosa, sejatinya menjadi jalan keharmonisan bagi hidup kita.

Bahkan jauh lebih dari itu, sikap keterbukaan diri ini akan merintis bagi kita sebuah jalan baru, yakni jalan menuju keselamatan. Dengannya kita akan beroleh selamat di dalam Kerajaan Allah. Sebaliknya, tanpa nilai keterbukaan diri ini kepada Allah dan sesama dalam hidup bersama, sebenarnya hidup dan eksistensi kita tidak berarti apa-apa. Yang ada adalah ketidakbermaknaan atau kekosongan hidup yang hanya akan menelurkan bias terhadap yang lain. Tentu saja kita sangat tidak mengharapkannya.

Baca juga :  Mengarahkan Hati Pada Kehendak Tuhan

Akhir kata, marilah kita terus membina iman. Membuka hati dan merintis jalan-jalan keselamatan menuju Allah. Niscaya, Tuhan pun akan dengan senang hati mau menerima kita kembali kepada-Nya layaknya orang Gerasa yang kerasukan roh jahat tadi. Dan, semoga hanya Roh Allah sajalah yang senantiasa merasuki hidup kita bukan Legion. Semoga Tuhan membantu kita. Amin.