Lebih Mengenal | Renungan Harian

sumber gambar; wol.jw.org

Penaclaret.com

Selasa, 22 Juni 2022, Pekan Biasa XII

Bacaan I             : 2Raj. 22:8-13; 23:1-3

Bacaan Inji         : Mat. 7:15-20

Sahabat Pena Claret yang terkasih, melalui bacaan injil hari ini Yesus meminta kita untuk lebih mengenal tentang siapa pemimpin kita sebenarnya dengan melihat pada hasil yang dihasilkannya. Kita sebagai umat kristiani pastinya memiliki pemahaman tentang siapa itu nabi. Nabi ialah penyambung lidah Allah, orang yang menyampaikan apa yang difirmankan Allah. Kita dapat melihat contohnya di bacaan pertama. Lalu dalam bacaan injil Yesus memperjelas lagi tentang siapa nabi yang baik dan siapa nabi yang palsu dengan mengatakan “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (7:16).

Baca juga :  MENUMPANG PADA TUGAS YOHANES | Renungan Harian

Seperti yang kita ketahui bahwa dalam dunia pertanian ada berbagai jenis buah, baik itu buah yang kelihatan dan tidak kelihatan, ada yang proses buahnya cepat dan ada proses yang lama, ada buah yang bisa dikonsumsi dan ada yang tidak bisa. Namun semuanya itu memiliki satu tujuan, yakni potensi keberadaan buah menjadi bakal/calon kehidupan berikutnya.

Fenomena sekarang ini kita bisa menemukan beberapa orang yang melabeli dirinya sendiri sebagai nabi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebut saja dalam berita-berita terkini diperlihatkan tentang masalah keagamaan, di mana ajarannya ditolak karena dianggap akan melahirkan suatu paham yang baru yang menentang dan akan menghancurkan nilai kehidupan bersama. Contoh ini menjadi bukti yang kuat bahwa ada berbagai usaha yang dipraktekkan sebagai jalan pemenuhan dan modus keinginan pribadi. Di era milenial sekarang ini, kita selalu menjumpai kata-kata indah yang mampu menghipnotis dan membuat orang terpikat dan ingin mencobanya, seperti kata-kata dalam berbagai iklan. Maka Yesus meminta kita untuk melihat buahnya terlebih dahulu. Dalam melihat buah, sudah sewajarnya kita membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui apakah buah ini baik atau tidak?

Baca juga :  Absurditas dan Pengkhotbah

Lalu bagaimana kita bisa terhindar dari rayuan maut para nabi palsu yang hadir dalam hidup kita? Diri kita sendirilah yang menjadi kunci dasar, yakni menjadi pribadi yang mau mendekatkan diri dengan Allah dengan cara membaca dan mendengarkan Sabda-Nya. Karena kita percaya bahwa kita tidak memiliki kekuatan, namun Allah-lah yang memiliki kekuatan itu dan Ia akan menyalurkannya kepada kita bila kita meminta kepada-Nya.