Sabtu Pekan Biasa XV (17 Juli 2021)
Bacaan Injil Matius 12:14-21
Oleh: R. Maryono Paing, CMF*
Pembaca Pena Claret yang dikasihi Tuhan, bacaan dari Injil Matius yang kita renungkan pada hari ini menampilkan pertentangan antara Yesus dan orang-orang Farisi. Bacaan ini merupakan kelanjutan dari perikop kemarin tentang “Yesus, Tuhan atas Hari Sabat”.
Pada dasarnya teks ini mau menegaskan posisi dan komitmen Yesus ketika berada dalam situasi kekalutan. Hal ini berpengaruh pada kualitas hidup-Nya yang selalu dan tetap hadir dalam seluruh situasi kehidupan manusia walaupun Ia sendiri sering mendapat ancaman. Dia tidak pernah berpaling atau berlari dari situasi yang menganggu ketentraman diri-Nya. Walaupun banyak ancaman -termasuk ketika Orang Farisi yang sudah lama mengincar ingin membunuh Dia- Dia tetap menjalani semua karya-Nya dengan bebas sesuai dengan kehendak Allah. Dia tidak pernah berteriak atau berbantah terhadap situasi yang demikian. Hal ini telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya, kalau Dia memang hadir untuk memberikan harapan kehidupan kepada banyak orang.
Yang paling nyata dari harapan itu adalah ketika Yesus berada dalam situasi ambang batas yang cukup mencekam, Dia tetap menerima situasi yang Ia alami. Dia tidak memadamkan segala kemarahan manusia yang terjadi pada diri-Nya, tetapi Ia tetap berpegang teguh pada jalan keselamatan yang merupakan misi utama-Nya di tengah dunia. Tugas Yesus adalah memberitakan kebenaran. Jalan kebenaran itu harus ada dalam kehidupan nyata.
Bagaimana kita memahami Injil dalam kehidupan harian kita? Ketika kita mengalami ancaman; ditolak dalam kehidupan masyarakat dan segala kesulitan serta tantangan hidup yang menimpa kita, apakah kita harus lari dari kenyataan riil tersebut? Perlu disadari bahwa suara dan tindakan profetis yang kita pentaskan di tengah kehidupan akan menghadirkan pelbagai kritikan dan apresiasi, tanggapan positif dan negatif, dicintai dan dibenci oleh banyak orang. Hal itu tergantung tempus dan locus-nya. Dalam keadaan ini, apakah kita akan putus asa dan menyerah?
Bacaan Injil hari ini mengundang kita untuk kritis ke dalam dan ke luar. Artinya kita perlu meneropong setiap diri kita dan bergerak keluar dengan bersandar pada kesadaran apa yang sedang dan akan kita lakukan. Kita melakukan sesuatu bukan tanpa alasan, melainkan karena punya tujuan.
Mari kita belajar dari Yesus, yang mana dalam segala keadaan sulitnya yang penuh dengan ancaman kehidupan Ia selalu berjuang menjadi pengharapan bagi banyak orang. Kita hendak belajar dari cara berpikir dan bertindak Yesus. Ia tetap setia pada jalan dan tugasnya, meski ada badai dan godaan dengan tawaran yang menggiurkan. Entahlah! Tetapi jelas bahwa misi Yesus adalah untuk semua orang tanpa kecuali.*
*Penulis adalah Pegiat Literasi dan Penulis Buku “Dialektika Lepas”.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.