Allah Bukan Tukang Ghosting

photo by topcareer.id

Oleh: Athoz Mo, CMF*

Senin Pekan Biasa XVI

Bac I: Kel 14:5-18, Injil: Mat 12:38-42

Sahabat Pena Claret yang terkasih, kedua bacaan hari ini sangat menarik untuk kita renungkan bersama.

Bacaan pertama merupakan kisah tentang Allah menyelamatkan bangsa Israel dari kejaran raja Firaun ketika mereka meninggalkan Mesir. Yang menarik dalam kisah ini yaitu Allah telah membawa bangsa Israel melalui Musa untuk keluar dari Mesir tetapi kemudian Allah ‘mengeraskan hati’ raja Firaun. Raja Firaun berubah pikiran karena telah membiarkan bangsa Israel meninggalkan negerinya dan bebas dari perbudakannya. Maka ia bersama orang-orangnya berlari mengejar bangsa Israel.

Pengejaran ini membuat bangsa Israel ketakutan dan berseru-seru kepada Tuhan dan berkata kepada Musa “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini”.

Baca juga :  Hanya Besar Omong

Bangsa Israel merasa telah di-ghosting Allah. Mereka tidak sadar bahwa merekalah yang telah meng-ghosting Allah dengan menyembah ke allah lain dan karena alasan itulah mereka dibuang ke Mesir dan menjadi budak. Namun sekali lagi Musa meyakinkan bahwa Allah tidak akan meng-ghosting mereka.

Musa mengatakan kepada mereka “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Allah memang sungguh-sungguh menguji iman orang Israel. Ia membuang mereka ke perbudakan di Mesir. Setelah mereka “nyaman” menjadi budak Allah justru membawa mereka keluar dari Mesir dan hendak membawa mereka ke tanah perjanjian.

Baca juga :  Kebebasan yang Tidak Mengabaikan Ketaatan

Perjalanan bangsa Israel ke tanah perjanjian tidak berjalan mulus. Mereka menghadapi berbagai tantangan termasuk pengejaran dari raja Firaun. Tujuan Allah mengeraskan hati orang  Mesir adalah DIA hendak menyatakan kemuliaan-Nya. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa DIA-lah TUHAN, apabila DIA memperlihatkan kemuliaan-Nya terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda (ayat 18). Dalam kisah selanjutnya tentang bangsa Israel yang dikejar raja Firaun, Allah menyelamatkan bangsa Israel dan ‘mengubur’ raja Firaun dan para tentaranya di dasar laut. Ini adalah jawaban dari Allah atas kecemasan bangsa Israel. Allah menunjukkan kepada mereka bahwa Ia tidak pernah meng-ghosting umat pilihan-Nya itu.

Dalam bacaan Injil, orang-orang Farisi melakukan hal yang sama seperti bangsa Israel. Mereka mengira bahwa Yesus akan meng-ghosting mereka sehingga mereka meminta tanda. Namun Yesus menegaskan bahwa Dia tidak akan memberi tanda apapun selain tanda nabi Yunus.

Baca juga :  Ke Persimpangan Jalan

Kita seringkali seperti orang-orang Farisi dan juga orang-orang Israel. Kita men-judge Allah telah men-ghosting kita. Padahal sebenarnya kita yang seringkali meng-ghosting Allah dengan menjauh dari Dia. Kita terlalu sibuk dengan relasi kita dengan teman, pacar dan juga gadget kita, sampai kitamenggantung relasi (ghosting) kita dengan Tuhan.

Apakah kita sering meng-ghosting Allah? Apakah nafas kehidupan yang kita miliki sampai saat ini tidak cukup untuk menjadi suatu tanda bahwa Allah masih mencintai kita?

*Misonaris Claretian dan penikmat sastra.