Claretpath.com-Yesus diinterupsi.
Hari Rabu Pekan Biasa Ke-XVIII, 03 Agustus 2022
- Bacaan I: Yer. 31:1-7
- Bacaan Injil: Mat. 15:21-28
Yesus diceletuk atau diinterupsi. Seorang perempuan Kanaan tiba-tiba menghentikan perjalanan Yesus. Para Murid lantas merasa risih hingga meminta Yesus untuk menyuruh si perempuan Kanaan itu pergi. Suspensi memang merupakan sesuatu yang sangat mengganggu. Sesuatu yang tidak mengenakkan. Kadang-kadang ia begitu menjengkelkan. Hingga siapa saja yang mengalami penyelaan pasti akan naik pitam.
Interupsi atau suspensi adalah sebuah upaya menyela atau memotong pembicaraan seseorang. Istilah ini selalu eksis dan santer dalam ruang diskusi. Akan tetapi, sebagaimana sifat bahasa itu adalah arbitrer, maka kata ini pun tidak defenitif menjadi milik orang-orang yang sedang atau gemar berdiskusi saja. Tapi, ia telah menjalar hingga ke pelbagai lini kehidupan manusia. Pun termasuk mereka yang tidak sedang atau tidak suka berdiskusi.
Kata ini pun kontroversial. Selalu memantik keributan dalam rupa pro-kontra bagi siapa saja yang mengalaminya. Terlebih bagi mereka yang harus berbicara maupun berjalan cepat agar segera mencapai tujuan. Kisah Yesus diinterupsi oleh si Perempuan Kanaan dalam narasi Injil hari ini, kurang lebih serupa dengan konteks ini. Tapi bukan dalam konteks diskusi atau pembicaraan melainkan dalam konteks perjalanan; kerasulan. Yesus mula-mula menyingkir atau lengser dari tempat pewartaan sebelumnya menuju ke daerah Tirus dan Sidon. Terhadap permintaan Si Perempuan Kanaan yang menginterupsi-Nya pun Yesus hanya berkata;”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat. 15:24).
Dari titik berangkat hingga jawaban-Nya ini, kita pun sadar bahwa Yesus adalah tipe orang yang visioner. sekali pun Yesus diinterupsi, Ia tetap memiliki satu tujuan yang jelas, yakni: mencari, menemukan dan membawa pulang bangsa Israel yang tersesat ke pangkuan dan rangkulan belas kasih Allah. Akan tetapi, apakah saat Yesus tidak menjawab seruan, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anak Perempuanku kerasukan setan dan sangat menderita” (Mat. 15:22) dari si Perempuan Kanaan itu, Ia sungguh-sungguh mengabaikannya? Mungkin! Tapi, apa iya, Tuhan setega itu? Mari kita cari jawabannya bersama.
Yesus Diinterupsi: Sebuah Jawaban
Hal pertama, yang perlu kita tanamkan dalam hati dan budi kita adalah bahwa logika Allah selalu melampaui logika manusia.
Artinya bahwa, apa yang kadang tampak tidak mendapat perhatian Allah oleh mata kita justru rangkulan kasih-Nya yang begitu erat dan hangat menjadi milik kita. Allah selalu memiliki cara tersendiri dalam menanggapi interupsi maupun doa-doa umat-Nya. So, saat doa-doa kita tampak terbaikan oleh Allah, janganlah kita cepat-cepat men-judge-Nya sebagai seorang pengrajin jam yang setelah mencipta dan mengaturnya untuk berputar otomatis, Ia lalu membiarkannya begitu saja. Sebab Allah kita adalah Maha belas kasih.
Hal kedua, yang bisa kita petik dari kisah Injil hari ini adalah bahwa, Allah kita adalah Allah yang komunikatif. Maksudnya bahwa, Allah selalu setia mendengarkan untaian doa, syukur, pujian dan permohonan umat-Nya. Dan satu hal yang pasti bahwa Allah selalu mengamini semua doa dan permohonan kita. Bahkan terkadang, ‘diam’ adalah jawaban terbaik Allah atas doa-doa kita. Bukan ketidakpeduliaan-Nya terhadap doa-doa kita. Hanya saja, terkadang dalam menyikapi jawaban Allah, kita terlalu terburu-buru. sebab kita telah terjangkit dengan sebuah penyakit mental yang sering disebut sebagai mental instan. Dan buah terakhir yang bisa kita petik dari bacaan Injil hari ini adalah bahwa, kasih seorang ibu itu sepanjang waktu.
Ia akan melakukan apa saja termasuk menerobos batas-batas sosial demi kebaikan anaknya. Tidak peduli apakah tindakannya itu salah atau benar. Tidak peduli apakah ia akan didengar, diterima atau malah dicaci maki. Satu-satunya pikirannya adalah kesembuhan dan kebaikan sang anak. Karena itu, hargailah selalu kedua orangtuamu. Bisa jadi mereka pun adalah jawaban Allah atas doa-doa kita selama ini.
Overall, semua yang tampak mustahil bagi manusia tidaklah demikian bagi Allah. Semua doa, syukur, pujian dan permohonan kita akan selalu sampai ke telinga Allah asal saja imanlah yang menjadi nafas dari semuanya itu. So, teruslah” teruslah menganggu atau menginterupsi Allah dengan iman dan doa-doamu” .
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.