Paduan Suara Tangisan Kesedihan

Pesan Paus Fransiskus pada Hari Doa Sedunia untuk Merawat Ciptaan (01/09/2022)

Tangisan Kesedihan
Gambar: Ilustrasi Paduan Suara Tangisan Kesedihan Alam Ciptaan

ClaretPath.com – “Dengarkanlah Suara Ciptaan!” Inilah tema Masa Ciptaan (Season of Creation) tahunan pada tahun 2022 ini. Kita akan dengarkan nyanyi pujian seluruh ciptaan sekaligus tangisan kesedihan mereka.

Ini sungguh tragis, kata Paus Fransiskus. Mengapa tragis? Karena pada tahun 2022 ini kita akan mendengarkan indahnya suara sekaligus merasakan perihnya rintihan mereka. “Atau mungkin lebih tepat disebut paduan suara tangisan kesedihan,” kata Paus Fransiskus.

Mengapa Paus menyebutnya paduan suara? Alasannya jelas, bukan satu ciptaan saja yang sedang menderita. Menurut Paus Fransiskus, ada bermacam-macam suara rintihan derita.

Pertama, tangisan saudari kita, ibu kita, bumi. Tangisannya menyasar sifat konsumeris kita yang berlebihan. Dia menangis dan memohon agar kita berhenti menodai dan merusaknya.

Kedua, tangisan ciptaan lainnya. Ada begitu banyak spesies yang tak terhitung jumlahnya sedang sekarat dan nyanyian pujian mereka dibungkam. Hal ini terjadi karena adanya antroposentrisme tirani (Lih. Laudato Si’, 68) . Maksudnya, manusia merasa dirinya adalah pusat dari seluruh alam semesta, sehingga dia berhak bertindak sewenang-wenang.

Ketiga, tangisan orang miskin. Akibat krisis iklim, orang miskin semakin merasakan dampak kekeringan, banjir, angin topan, dan gelombang panas yang semakin intens dan sering terjadi.

Keempat, tangisan penduduk pribumi. Mereka menangis karena kepentingan brutal ekonomi predator. Penduduk pribumi biasanya mengharapkan tanah warisan para leluhur. Namun sayang, perebutan dan penghancuran oleh para predator masih terjadi tanpa kenal belas kasihan (Lih. Querida Amazonia, 9).

Akhirnya kelima, ada permohonan dari anak-anak kita. Oleh karena merasa terancam oleh tindakan picik dan egois, anak muda saat ini menangis. Dengan cemas mereka meminta kita orang dewasa untuk melakukan segala hal yang mungkin untuk mampu mencegah, atau setidaknya membatasi, runtuhnya ekosistem planet kita.

Baca juga :  Etika dan Media Komunikasi dalam Pemilu 2024

Masih ada banyak tangisan lainnya. Kita bisa menambahkan masing-masing. Gabungan dari semua suara rintihan inilah yang membentuk paduan suara tangisan kesedihan.

Lalu, bagaimana kita harus bertindak?

Pertobatan Ekologis

Paus Fransiskus mengulang kata-katanya. Dulu pernah Paus ungkapkan dalam dokumennya berupa Surat Ensiklik bernama Laudato Si’ (24 Mei 2015). Sekarang dalam Pesannya pada Hari Doa Sedunia untuk Merawat Ciptaan (1 September 2022) pun Paus menegaskan kata-kata yang sama. Kita harus bertobat! Harus ada pertobatan ekologis (ecological convertion).

Tangisan Kesedihan - Tobat

Gambar: Ilustrasi Pertobatan Ekologis, Menciptakan Rumah Bersama bagi Semua Ciptaan

Pertobatan ekologis bukan pilihan opsional atau perkara hal sekunder (Lih. Laudato Si’, 217). Ini sebuah keharusan, karena merupakan panggilan Injil (bdk. Mat 3:2), kata Paus Fransiskus. Panggilan ini bertujuan untuk memperbarui relasi kita dengan Allah, sesama manusia dan semua ciptaan lain.

Panggilan pertobatan ini bukan semata urusan pribadi tertentu. Menurut Paus Fransiskus, pertobatan ekologis menuntut adanya pertobatan komunal-bersama (Lih. Laudato Si’, 219).

“Dalam hal ini, komitmen dan tindakan, dalam semangat kerjasama yang maksimal, juga dituntut dari komunitas bangsa-bangsa, terutama dalam pertemuan-pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas masalah lingkungan hidup,” demikian tegas Paus Fransiskus.

Kiranya ajakan Paus Fransiskus ini sangat jelas. Untuk membangun rumah bersama, kita harus bekerja bersama-sama. Pertobatan ekologis harus melibatkan semua orang. Dengan demikian, pertobatan ekologis bukan sekadar utopia belaka, serta perawatan rumah bersama kita ini pun dapat menjadi sebuah tindakan komunal yang nyata.

Baca juga :  Torok dan Inkulturasi Gereja Manggarai

Season of Creation Tahun 2022

Kita patut bersyukur karena setiap tahun selalu ada Season of Creation (Masa Ciptaan). Setiap tahun masa ini terjadi rutin pada tanggal yang sama. Setiap tanggal 1 September membuka masa ini, lalu tanggal 4 Oktober menutupnya.

Kedua hari ini sangat penting. Tanggal 1 September merupakan Hari Doa Sedunia untuk Merawat Ciptaan. Itulah pembukaan Masa Ciptaan. Penutupannya bertepatan dengan Pesta St. Fransiskus dari Asisi, tanggal 4 Oktober.

Pada Season of Creation tahun 2022 ini, Paus Fransiskus mengajak kita untuk menggunakan momen ini dengan baik. Kita perlu mendengarkan tangisan kesedihan seluruh ciptaan. Hanya dengan cara demikian, kita mampu mencapai pertobatan ekologis yang sungguh-sungguh.

“Mendengarkan tangisan kesedihan mereka, kita harus bertobat dan mengubah gaya hidup serta sistem destruktif kita,” kata Paus Fransiskus.

Yang menarik, Masa Ciptaan (1 September-4 Oktober) melibatkan seluruh gereja Kristen. Paus Fransiskus mengajak seluruh umat Katolik Roma agar berpartisipasi aktif dalam masa khusus ini. Inilah saatnya kita bersama-sama dengan semua gereja Kristen lainnya berdoa bersama dan melakukan tindakan nyata bersama untuk merawat bumi ini sebagai rumah kita bersama.

Season of Creation

Gambar: Ilustrasi Season of Creation (Masa Ciptaan)

***

Sebagai orang Kristiani, kita membutuhkan spiritualitas ekologis (Lih. Laudato Si’, 216). Maksudnya agar kita tidak berpartisipasi tanpa sebuah pendasaran spiritual. Justru sebaliknya, dalam merawat bumi sebagai rumah kita bersama, kita sedang menanggapi panggilan Allah.

Baca juga :  Kok Ada Baptisan Bayi?

Secara khusus, pada Masa Ciptaan tahun 2022 ini, Paus mengajak kita untuk menyadari kehadiran Allah di dalam dunia ini. Kita harus membangun kesadaran bawah kita saling terkoneksi dengan semua ciptaan lain, sehingga membentuk komunitas universal (Lih. Laudato Si’, 216).

Mengapa penting kesadaran ini? Alasannya sangat jelas di dalam Kitab Suci. Kita semua ini adalah ciptaan yang hanya ada karena Sang Sabda (Logos), Pribadi Yesus Kristus.

Hal ini jelas terlihat dalam Injil: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yoh 1:3).

Kita, semua ciptaan, berasal dari sumber yang sama. Oleh karena itu, kita sungguh bersaudara/i. Dengan demikian, tidak beralasan jika kita membiarkan tangisan kesedihan ciptaan lain terus-menerus terdengar.

***

Baca teks lengkapnya di sini:

https://www.vatican.va/content/francesco/en/messages/pont-messages/2022/documents/20220716-messaggio-giornata-curacreato.html

.

Referensi:

  • Pope Francis, Laudato Si’, Encyclical Letter on Care for Our Common Home, 24 May 2015.
  • ————-, Querida Amazonia, Post-Synodal Apostolic Exhortation to the People of God and to All Persons of Good Will, 2 Februari 2020.
  • ————-, Listen to the Voice of Creation, Message for the World Day of Prayer for the Care of Creation, 1 September 2022.