Hari Sabtu pekan Prapaskah ke IV 012 Maret 2022
Bacaan pertama: Yeremia: 11: 18-20
Bacaan injil: 7: 40-53
Penaclaret.com- Bagi orang Yahudi, keberadaan Yesus merupakan suatu keadaan dilematis bahkan juga menimbulkan pertentangan. Pendirian mereka benar-benar digugat, antara percaya atau tidak, antara mengakui atau tidak, akan identitas Yesus. Meskipun demikian, ada kepastian bahwa dalam lubuk hati, mereka sungguh mengakui identitas Yesus. Hal ini sangat jelas dalam Injil Yoh 7:40-53. Dengan mendengar dan menyaksikan perkataan Yesus, spontan pengakuan itu keluar dari mulut mereka. ” Dia ini benar-benar nabi yang akan datang”, “Ia ini Mesias”. Namun pada saat yang sama ada juga yang menyangkal akan pengakuan sebelumnya, bahwa Yesus bukan Mesias, sebab Mesias tidak datang dari Galilea.
Pertentangan pun terjadi di antara mereka. Akibatnya misi untuk menangkap Yesus pun tidak terlaksana. Nampaknya mereka tidak dapat menyangkal suara hati mereka bahwa yang berbicara di depan mereka bukanlah orang biasa atau penghujat Allah melainkan “Sang Mesias”. Keputusan untuk tidak menangkap Yesus bukan Tak memiliki tujuan. Sesungguhnya dengan “kegagalan” tersebut terjadi sebuah pengakuan akan identitas Yesus itu sendiri. Sampai-sampai di hadapan orang farisi, para utusan mereka dengan terbuka mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar seorang manusia berkata seperti Yesus.
Pengakuan ini justru menjadi “cambukan” bagi orang-orang Farisi. Amarah mereka semakin menggebu-gebu. Mereka tampaknya sudah tak tenang serta ketakutan karena jangan sampai semua orang akan mengakui bahwa Yesus adalah mesias. Bahkan ketika Nikodemus mencoba untuk menjawab mereka, dengan spontan mereka menentang dia. “Apakah kamu juga orang Galilea? Selidikilah seluruh Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea. Pada titik ini, menjadi pembela kebenaran tidaklah mudah. Sekali bersuara tentang kebenaran di hadapan para pembenci kebenaran maka ancaman, intimidasi, persekusi akan menjadi batu hujan yang tidak akan berhenti. Meskipun demikian kebenaran tetaplah menjadi kebenaran.
Para sahabat pena Claret yang terkasih, hakikat kebenaran dalam hidup memiliki daya kekuatan yang lebih dan berdaya ubah. Apapun persoalan yang menentang dengan hakikat kebenarana niscaya kebenaran itu sendirilah yang akan menaklukannya . Di samping itu juga, kebenaran tidak dapat disangkal oleh siapapun. Mulut boleh menyangkal namun dalam lubuk hati terdalam terjadi sebuah pergolakan yang luar biasa. Dengan menyangkal kebenaran maka pada saat yang sama terjadi penyangkalan akan Sumber Kebenaran itu sendiri yakni Allah.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.