Tuhan Tidur | Renungan Harian

Picture by Muslimobsession.com

Sabtu Pekan Biasa III

Bacaan I         : 2 Sam. 12: 1-7a. 10-17

Bacaan Injil   : Mrk. 4:35-41          

PenaClaret.com “I have felt like Saint Peter with the Apostles in the boat of the Galilee… there were also moments when the water were rough and the winds against us. As throughout the Church’s history, and the Lord seemed to be sleeping. But I have always known that the Lord is in the boat and the barque of the church is not mine but his. Nor the Lord does it sink? It is he who guides it” (Tornielli, 2013). “Aku merasa seperti Santo Petrus dan para rasul ketika di atas perahu di Danau Galilea…. Momen di mana air bergelora dan angin menerjang kami. Sebagaimana sepanjang sejarah Gereja, Tuhan seolah tertidur. Akan tetapi saya tahu bahwa Tuhan ada di dalam perahu itu dan bahtera Gereja ini adalah milik-Nya bukan kepunyaanku. Dia yang menakodainya; akankah ia membiarkanya karam?”

Baca juga :  Penuntun kepada Kebenaran

Kutipan kecil ini merupakan saduran dari homili singkat Paus Benedictus XVI ketika mengadakan audiensi terakhir dalam tahun pontificalnya bersama para cardinal sebelum memulai konklaf pada Rabu, 27 Februari 2013. Permenungan atas perikop “Yesus meredakan angin ribut” ini dijadikan Sri Paus sebagai wejangan bagi gembala penerusnya agar mampu menjadi tongkat dan kompas bagi kawanan domba yang meruput di tengan savana yang kurang bersahabat.

Baca juga :  Allah yang Tidak Konsisten

Sobat Pena Claret yang dikasihi Tuhan. Sebagai satu kawanan peziarah yang menumpangi satu bahtera tua yang disebut Gereja, narasi kita pun tidak jauh berbeda dari Petrus dan para Rasul yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini; mengalami gonjangan, terhempas gelora arus zaman, dan terpaan badai kehidupan yang tidak kunjung berakhir. Bahkan tidak jarang kita merasa seolah Tuhan tidur dan hendak membiarkan kita tenggelam.  Dan memang itulah situasi kita sebagai makluk yang terlempar ke dalam dunia. Baik-buruknya kehidupan merupakan kenyataan yang tidak dapat dielak.

Baca juga :  Penyalur Kasih

Menghadapi situasi-situasi demikian semestinya teguran Yesus menyadarkan kita, “Mengapa kamu begitu takut, mengapa kamu tidak percaya, di manakah imanmu? (Bdk. Mrk. 4:40). Kita mesti percaya bahwa Tuhan ada bersama kita di dalam bahtera ziarah hidup kita. Selamat pagi, selamat beraktivitas.