Hari Senin Biasa VII
PF. St. Petrus Damianus, Uskup dan Punjangga Gerja
Bacaan I: Yak. 3:13-18
Bacaan Injil: Mrk. 9: 14-29
Penaclaret.com – Bacaan-bacaan suci di beberapa hari ini sangat menyentuh situasi manusia sekarang. Hari Minggu kemarin kita mendengar dalam Injil Lukas (6:27-38) bagaimana Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya mengenai cinta kasih universal, cinta yang tidak memandang musuh atau sahabat, kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak, dan semangat memberi tanpa harapan akan dibalas. Hari ini, kembali dalam Surat Rasul Yakobus disabdakan dengan jelas bahwa “siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi, baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik. Dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah lembutan.” (Yak. 3: 13).
Kita tentu sadar dan tahu bahwa dunia saat ini tidak sedang dalam keadaan baik baik saja. Berita mengenai ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang diangkat sebagai bibit perang dunia ketiga jika terjadi, deret aksi perempuan Afghanistan yang melawan kekangan Taliban, kontroversi virus Covid 19 yang tak kunjung selesai, dan masalah kerusakan lingkungan hidup yang getol disuarakan di berbagai negara, menjadi contoh pasti bahwa manusia saat ini perlahan-lahan sampai pada apa yang disabdakan dalam Surat Rasul Yakobus “sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat” (Yak. 3:16).
Kalau demikian realitanya, apakah suara kasih tentang menjalankan hidup dengan penuh cinta, pengorbanan, bijaksana, lemah-lembut, dan penuh hikmat, dapat terealisasi? Banyak orang tentu akan berkata “tidak akan terjadi” atau “tidak dapat dipercaya jika terjadi”. Sebagai penulis renungan ini pun jujur saya katakan bahwa ada rasa keraguan akan harapan tersebut, sampai ketika saya membaca dan merenungkan sabda Yesus dalam Injil Markus (9:14-29) “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya”.
Ayah dari sang anak yang dirasuki setan meminta kepada Yesus untuk membantu menyembuhkan anaknya, tetapi Yesus menyadari bahwa ada keraguan di dalam hatinya walaupun ia meminta dengan sungguh. Keraguan menjadi kendala dan penghalang besar bagi perbuatan kasih. Ketika keragu-raguan menyelimuti diri seseorang, keberaniannya akan meredup, semangatnya akan menurun, dan niat baik yang ia canangkan akan pupus di saat itu juga. Pada hari ini Yesus mengajarkan kita suatu pelajaran hidup yang sangat bernilai dan berdaya ubah jika dilakukan dan dihidupi, yaitu berdoa, percaya, dan lakukanlah perbuatan baik itu di setiap kesempatan yang dimiliki. Jika tampak kecil hasilnya, janganlah hilang semangat atau berhenti untuk melakukannya. Sebab perbuatan baik akan beranak cucu dan berkelanjutan walaupun jatuh di lahan yang kurang subur sekalipun. Tuhan Memberkati….
Misionaris Claretian. Mahasiswa Pasca-Sarjana di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharama Yogyakarta.