Sekali Sapa, Aku Terpikat

Picture by: SANG SABDA - WordPress.com

Selasa Pekan Biasa XXV

Pesta St. Matius Rasul dan Penulis Injil

Bacaan Injil: Mat 9:9-13

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, hari ini kita merayakan Pesta St. Matius, Rasul dan Penulis Injil. Matius dikenal sebagai seorang pemungut cukai di kota Kapenaum, di daerah Galilea. Jabatan yang ia pegang di kalangan Yahudi dipandang sebagai jabatan yang kotor dan pendosa yang dapat disejajarkan dengan para pembunuh dan perampok. Yesus tidak terlibat dalam penilaian umum ini. Yesus melihat Matius dari kacamata yang berbeda; Matius berharga di mata Allah dan layak menjadi murid-Nya.

Berbicara soal tokoh Matius mungkin pikiran kita secara langsung mengarah pada Injil Matius. Matius adalah seorang pengarang injil yang handal dan hebat dalam bidang akuntansi; soal hitung-menghitung uang. Hal inilah yang membuat penulisannya lengkap, sistematis, dan sangat detail dalam mengolah sebuah kisah. Injil Matius disebut sebagai Injil “populer” karena penyampaian alur yang lugas dan mudah dimengerti.

Baca juga :  Bersih dari Dalam

Sahabat Pena Claret yang terkasih, bacaan Injil hari ini mengisahkan panggilan Matius menjadi murid Yesus. Kisah ini adalah lanjutan dari perikop setelah Yesus melakukan mukzijat penyembuhan kepada orang-orang lumpuh. Setelah Yesus pergi dari situ Ia melihat Matius duduk di rumah cukai, lalu Yesus berkata kepadanya: “ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikuti Dia (Mat 9:9). Saat membaca ayat ini mungkin terbesit keheranan dalam diri kita, Yesus hanya sekali sapa mampu membuat Matius segera sesudah itu langsung mengikuti Dia.

Matius melihat di mata Yesus, sama sekali tidak ada tuduhan kepadanya. Ia melihat harapan akan masa depan; menjadi semakin berharga di mata Tuhan. Kepengikutan Matius mengandung konsekuensi penilaian baik atau buruk untuk menjadi seorang murid, karena dia adalah seorang pemungut cukai dan dicap sebagai pendosa dalam kalangan orang Yahudi. Hal ini terlihat pada saat Yesus makan bersama dengan para pemungut cukai dan orang berdosa. Orang-orang Farisi melihat hal itu, mereka pun bertanya kepada murid-murid Yesus: “Mengapa Gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” (Mat 9:11). Tetapi Yesus dengan tegas mengatakan: “bukan orang yang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat 9:12).

Baca juga :  Taat Bukan Sebatas Show

Sahabat Pena Claret yang terkasih, dari bacaan Injil hari ini dan panggilan Matius kita diajarkan untuk jangan menjadikan sebuah penilaian orang lain terhadap kita sebagai tolak ukur hidup kita. Matius dianggap sebagai orang berdosa, tetapi Yesus yang memanggilnya tidak terlibat dalam penilaian itu. Yesus melihat sesuatu yang lain di dalam diri Matius, benih kesuciannya harus segera diselamatkan, dan kemudian Matius menjadi orang yang dekat dengan Yesus. Yesus ingin mengajarkan kepada kita keselamatan itu terjadi ketika orang berdosa bertobat dan kembali kepada Allah. Matius ditemukan dan dipanggil Yesus dari tengah kesibukannya. Panggilan yang tak terduga itu menggunggah hati Matius dan tatapan mata Yesus yang penuh cintalah yang memikat Matius dalam sekali sapa. Tuhan memberkati kita semua.