Pertobatan Paulus | Renungan Harian

Picture By Katedralpangkalpinang. com

Hari Senin Pekan Biasa III

Pesta Bertobatnya St. Paulus, Rasul 

Bacaan I: Kis. 22:3-16

Bacaan Injil: Mrk. 16:15-18

Penaclaret.com – Sahabat pena Claret yang terkasih, apakah kita pernah mencoba untuk merubah suatu cara yang ekstrim dalam menapaki jalan hidup kita? Bagaimana rasanya? Hidup harus dimulai dari nol, tetapi tidak, karena usaha yang harus dimulai dari nol dan hidup itu dimulai dari diri sendiri, yah begitulah kata orang bijak. 

Hari ini gereja sejagat merayakan pesta pertobatan Paulus. Paulus lahir di Tarsus, di wilayah Kilikia. Paulus adalah Saulus (Ibrani), tetapi setelah bertobat Saulus mengambil nama dalam bahasa Yunani, Paulus. Dalam Kisah Para Rasul perjalanan hidup Paulus adalah orang yang memiliki pengaruh dan peran yang kuat dalam menangkap dan membinasakan orang-orang Kristen yang di kemudian hari ia menjadi pengikut Kristus. 

Baca juga :  Introspeksi Dong!

Pertobatan Paulus terjadi dalam perjalanannya menuju kota Damsyik pada siang hari dengan suatu kejadian ia rebah ke tanah dan ada cahaya yang membutakan mata bersinar mengelilinginya serta teman-temannya (Kis. 9:3-5). Peristiwa rebah ke tanah inilah yang menjadi titik awal Paulus menjadi “lemah”.

Mengapa Kristus menyatakan Diri-Nya kepada Paulus? Salah satu jawaban yang mendukung adalah karena orang yang dipertobatkan kali ini adalah alat pilihan Tuhan untuk memberitakan injil atau dengan kata lain Tuhan Yesus sendiri yang memanggil rasul-rasul-Nya sehingga Tuhan menyatakan diri-Nya untuk mempertobatkan Paulus. 

Baca juga :  Tertawa!

Mengapa harus Paulus, bukankah dia adalah orang jahat yang suka menangkap dan menghukum pengikut Kristus? Dalam banyak kasus, sikap ekstrim seseorang dapat berubah dari jahat menjadi baik dan sebaliknya, karena ada peristiwa yang mempengaruhi pikiran dan sikapnya. Peristiwa rebah ke tanah yang dialami oleh Paulus mampu menggoyahkan keyakinan imannya. 

Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya kepada Saulus untuk menjadi rasul. Tuhan Yesus tidak menyerukan pertobatan, penebusan dan dosa, melainkan Tuhan Yesus memanggil Saulus dengan bertanya mengapa engkau menganiaya Aku? (Kis.9:4) Lalu memberinya perintah tanpa meminta persetujuan dari Saulus untuk  masuk ke Damsyik dan bertemu Ananias. Hemat saya ini pertobatan yang unik. 

Baca juga :  Allah Selalu Menyertai Kita | Renungan Harian

Allah memanggil Paulus pada waktu yang telah ditentukan. Tuhan menunjukkan kasih karunia yang besar itu dengan memanggil Saulus yang membencinya dan menganiaya Gereja-Nya. Ini menunjukkan kasih Tuhan betapa besar kepada orang yang dikasihi-Nya. Dia tidak hanya ingin mengubah orang cacat fisik, tetapi juga bagi mereka yang telah melakukan kejahatan dengan membunuh orang-orang yang Ia cintai. Kasih Tuhan berada di luar refleksi renungan kita. Kasih itu diberikan kepada Saulus. Kasih yang Dia miliki untuk kita semua yang telah sekian lama kita menolak-Nya dan mengeraskan hati kita terhadap-Nya. Tuhan Memberkati.