Pekerjaan Menuai Jiwa

Pekerjaan Menuai Jiwa
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.ComPekerjaan Menuai Jiwa

Hari Kamis Pekan Biasa Ke-III, 26 Januari 2023

Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus

Bacaan I: 2 Timotius 1:1-8 atau Titus 1:1-5

Bacaan Injil: Lukas 10: 1-9

Yesus datang ke dunia dengan membawa sebuah misi khusus, yakni agar euaggelion; kabar gembira keselamatan terdengar dan sampai kepada hati setiap orang yang mengimani-Nya. Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus tidak ingin bekerja sendirian. Walaupun Dia sendiri dapat melakukannya tanpa bantuan orang lain. Bagi Dia, pewartaan Kerajaan Allah hendaknya menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena inilah, adanya sebuah perutusan agar Kerajaan Allah itu dapat menyebar cepat ke telinga setiap orang, merupakan sebuah kemestian.

Sesama saudara dan saudari yang terkasih, bacaan Injil yang menjadi bahan permenungan kita pada hari ini, menyajikan sebuah kisah mengenai perutusan ke-70 murid Yesus untuk pergi mewartakan Kerajaan Allah. Dunia merupakan ladang misi yang sangat luas. Hal ini sebagaimana yang Yesus sampaikan sendiri dalam Injil-Nya; ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”. (Luk.10:2). Ungkapan ini jika kita pahami maksudnya, sesungguhnya Yesus masih sangat membutuhkan pekerja-pekerja untuk pekerjaan menuai jiwa atau keselamatan setiap orang.

Baca juga :  Kesadaran dan Kesengajaan?

Leroy Eims pernah berujar demikian;“Berjuta-juta orang yang lemah, susah, tidak berdaya, memerlukan sentuhan Allah yang segar dan memberikan semangat dalam hidup mereka melalui orang-orang yang kita doakan menurut perintah Allah yaitu para pekerja”. Allah membutuhkan pekerja yang banyak untuk mengerjakan misi-Nya di dunia, sebab tuaian memang banyak dan ini sangat tidak sebanding dengan jumlah orang yang melayani (pekerja).

Yesus Ingin Kita Selamat

Para pencinta ClaretPath yang terkasih, satu hal yang mestinya menjadi kebahagiaan kita ialah, betapa Yesus sangat menginginkan agar kita semua selamat. Inilah yang menjadi alasan mengapa Yesus memilih para murid untuk mengikuti Dia, memberi pengajaran lalu mengutus mereka ke setiap kota dan tempat yang hendak Ia (Yesus) lawati. Namun, dalam tugas perutusan para murid, rupa-rupanya Yesus pun memperingatkan mereka agar “Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan” (Luk. 10:4). Larangan ini tentunya bukan supaya para murid mengalami kesusahan, melainkan penggantungan harapan hanya kepada Allah saja. Tetapi jauh dari itu, perutusan mereka hendaknya sedapat mungkin mampu menghadirkan keselamatan dan sukacita bagi sesama di mana pun mereka tinggal.

Baca juga :  Tanda Salib Sebelum Mencuri Mangga

Pesan Bagi Kita

Lalu, dari permenungan kita akan bacaan hari ini, kira-kira apa pesan yang hendak kita petik sebagai bekal perjalanan hidup kita? Sebagai pengikut Tuhan, kita semua terpanggil agar dalam setiap perutusan kita yang beraneka profesi, kita dituntut hal yang sama oleh Dia yakni mewartakan kabar sukacita kepada setiap orang. Pewartaan Injil sebagai tugas perutusan Gereja tertera secara jelas dalam dokumen Ad Gentes art. 5. Pewartaan Injil merupakan panggilan bagi setiap orang terutama kita yang adalah anggota Gereja untuk berpartisipasi dalam mewartakan Injil.

Baca juga :  Pengakuan Simeon || Sabda Harian

Dokumen ini menggarisbawahi tujuan perutusan itu, bahwasannya Kristus diutus oleh Bapa untuk mewartakan Injil di tengah dunia. Demikian pun Gereja (kita) diutus untuk melanjutkan tugas perutusan itu. Dengan demikian, kita semestinya sadar bahwa tugas mewartakan Injil itu ialah panggilan kita bersama. Ingatlah kata-kata Yesus ini, “tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit”. Untuk itu, marilah kita menjadi pekerja-pekerja untuk pekerjaan menuai jiwa, agar warta Kerajaan Allah boleh terdengar di telinga dan hati setiap orang dan keselamatan pun boleh menjadi milik kita bersama di dalam kasih Allah. Amin.