ClaretPath.com – Panggilan dan Perutusan Anak-Anak Allah
- Bacaan Pertama: Efesus 2:19-22
- Bacaan Injil: Lukas 6:12-19
Sahabat dan pecinta ClaretPath yang terkasih dalam Kristus. Bertepatan dengan Pesta St. Simon Petrus dan Yudas, Gereja universal menampilkan bacaan yang berkaitan dengan peristiwa penting ini. Kita tahu bahwa Simon Petrus dan Yudas adalah rasul Kristus; yang dipilih-Nya pada saat itu. Penginjil Lukas hari ini mengundang kita untuk menjajaki panggilan dan perutusan mereka;-kedua belas rasul.
Konteks pemilihan para rasul adalah semakin banyaknya orang yang ingin menjumpai, mengenali, dan mengetahui Yesus. Berita tentang Dia sudah tersebar ke mana-mana. Benar bahwa Dia adalah Putra Allah, yang bisa melakukan apa saja yang menjadi tidak mungkin bagi manusia. Tetapi Allah merendahkan diri dengan mengundang orang lain terlibat dalam karya keselamatan-Nya. Salah satu undangan tersebut adalah Yesus memanggil kedua belas rasul. Mereka menjadi narasumber tentang Yesus dan karya-karya-Nya di tengah dunia.
Terlepas dari konteksnya, hemat saya ada poin penting yang bisa kita petik dari bacaan ini. Pertama, Yesus mengajarkan kepada kita suatu cara dalam membuat keputusan dan mengambil tindakan tertentu. Posisi Yesus sebagai Anak Allah tidak melesukan relasi dengan Sang Bapa. Lukas menggambarkan ke-Putra-an Yesus dalam intimasinya dengan Bapa lewat doa. Ia pergi ke bukit dan berdoa pada malam hari (Luk 6:12) dan keesokan harinya baru Ia memanggil dan memilih kedua belas rasul (Luk 6:13). Yesus menunjukkan sikap kesetiaan dari identitas ke-Putra-an-Nya. Dalam mengambil tindakan tersebut, Ia bersandar pada Allah sebagai Bapa-Nya;- yang telah mengutusnya lewat inkarnasi.
Sahabat dan pecinta ClaretPath, kita merupakan anak-anak Allah yang perlu meneladani semangat ke-Putra-an Yesus Kristus di atas. Berkat inkarnasi dan penebusan-Nya, Kristus yang adalah Allah (Yoh 1:1) telah merendahkan diri dan mengambil rupa manuasia (Flp 2:6-8) untuk mengangkat kita menjadi anak-anak Allah (Gal 3:26). Dengan demikian, kita sebagai umat beriman yang telah dibaptis dalam nama “Bapa dan Putra dan Roh Kudus” telah dimateraikan sebagai anak-anak Allah.
Entah disadari atau tidak, kita sering kali mengabaikan rahmat pembaptisan yang telah kita terima. Misalnya dalam mengambil keputusan dan tindakan tertentu kita tidak menempatkan Allah pada posisi pertama. Kita lebih mengutamakan kapasitas kita masing-masing dan hanya memosisikan Allah pada saat kita mengalami kejatuhan. Di sini baru kita bersandar pada Allah dengan berbagai pernyataan, pertanyaan dan “doa” eksistensial. Allah tidak sebagai sumber kehidupan, tetapi sebatas sebagai solusi dari pelarian di saat kita jatuh dan gagal.
Kedua, panggilan dan perutusan para rasul adalah peristiwa perpanjangan tangan Yesus dalam karya keselamatan. Setelah memanggil dan memilih kedua belas rasul, Yesus turun dari bukit dan menuju suatu tempat yang datar. Di sana terdapat para murid dan banyak orang yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon (Luk 6:17). Dalam kesempatan itu, Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang dari berbagai penyakit (Luk 6:18-19). Hemat saya, tindakan Yesus ini mau menunjukkan cara pewartaan dalam misi keselamatan yang telah dipercayakan kepada mereka. Yesus tidak berkarya seorang diri, tetapi dalam semangat kolaboratif-kerja sama team. Sahabat dan pecinta ClaretPath, dalam arti tertentu kita yang telah dibaptis memiliki tugas yang sama dengan para rasul. Kita adalah kolaborator Yesus di tengah berbagai disrupsi masa kini;-ekonomi, politik, teknologi dan lain sebagainya. Lewat bacaan ini, Yesus mau kita hidup dalam identitas kita sebagai orang kristiani sejati. Kita mengambil peran kemuridan dalam panggilan kita masing-masing sesuai porsinya;-imam, biarawan/wati dan awam.
Penulis Buku “Dialektika Lepas” dan Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Filsafat Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta