Mengikat Janji Demi Panggilan

Panggilan mengikuti Yesus adalah panggilan yang radikal. dipanggil untuk meninggalkan banyak hal untuk melepaskan segala kelekatan: rumah, keluarga, kekayaan dan sebagainya. Tetapi Yesus akan membalasnya seribu kali lipat. karena itu marila merenungkan renungan hari ini yang berjudul "Mengikat Janji Demi Panggilan"
Mengikat Janji Demi Panggilan. Picture by muridsejati.com

ClaretPath.comMengikat Janji Demi Panggilan

Renungan harian, 28 Mei 2024, Selasa Pekan VIII

Bacaan Inji: Mrk. 10:28–31

Dalam Injil Markus 10:28-31, kita membaca percakapan antara Petrus dan Yesus yang sangat menyentuh hati. Petrus berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Kemudian Yesus menjawab bahwa barangsiapa meninggalkan rumah, saudara, saudari, ibu, bapa, anak, atau ladang demi Dia dan Injil, akan menerima seratus kali lipat sekarang pada masa ini: rumah, saudara, saudari, ibu, anak, dan ladang, sekalipun ada berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

Konsekuensi mengikuti Yesus

Petrus, mewakili para murid, mengungkapkan komitmen total mereka untuk mengikuti Yesus. Mereka meninggalkan segala sesuatu: pekerjaan, keluarga, dan kehidupan mereka yang nyaman untuk mengikuti Sang Guru. Ini adalah panggilan bagi kita juga, untuk menempatkan Yesus sebagai pusat hidup kita, dan tidak membiarkan apapun menjadi penghalang dalam hubungan kita dengan-Nya.

Baca juga :  Manfaat Tanggung Jawab

Yesus tidak mengabaikan pengorbanan ini. Dia menjanjikan bahwa mereka yang berani meninggalkan segala sesuatu demi Dia akan menerima kembali berlipat ganda, meskipun mungkin tidak selalu dalam bentuk yang kita bayangkan. Berkat itu, bisa berupa kedamaian hati, komunitas iman, atau pengalaman kasih Allah yang mendalam.

Yesus juga jujur mengenai tantangan yang akan kita hadapi. Ia menyebutkan bahwa kita akan menerima berkat ” tetapi ada juga berbagai penganiayaan.” Ini adalah realitas kehidupan Kristiani. Mengikuti Kristus tidak berarti hidup tanpa masalah. Namun kita tidak pernah sendirian dalam menghadapi masalah tersebut. Yesus sendiri mengalami penganiayaan dan penderitaan, dan Dia memahami segala kesulitan kita. Dalam menghadapi tantangan ini, kita dipanggil untuk tetap setia dan percaya kepada Tuhan. Penderitaan dan penganiayaan yang kita alami adalah bagian dari perjalanan iman kita, dan melalui semua itu, kita dimurnikan dan diperkuat dalam iman.

Baca juga :  Yesus Itu Enigmatis

Pada akhirnya, Yesus menjanjikan hidup yang kekal bagi mereka yang setia kepada-Nya. Hidup yang kekal ini adalah kebersamaan abadi dengan Allah, suatu keadaan di mana tidak ada lagi penderitaan, sakit hati, atau kematian. Inilah harapan terbesar kita sebagai orang Kristen, bahwa segala pengorbanan dan kesetiaan kita akan diberi ganjaran dengan sukacita kekal bersama Tuhan.

Baca juga :  Sindrom Hipokrasi

Pesan renungan Mengikat Janji Demi Panggilan

Saudara-saudari yang terkasih, Marilah kita mengambil waktu untuk merenungkan bacaan ini. Apakah kita sudah menempatkan Yesus sebagai yang terutama dalam hidup kita? Apakah kita siap menghadapi tantangan dan pengorbanan demi mengikuti-Nya? Ingatlah bahwa Tuhan kita setia dan selalu menyertai kita dalam setiap langkah perjalanan kita. Semoga kita diberi kekuatan dan keberanian untuk terus setia mengikuti Kristus, dan hidup dalam pengharapan akan janji-Nya yang kekal.