Mendengar Adalah Obat Penawar Rindu | Renungan Harian

Picture By Tribunnews.com

Selasa Masa Adven I

Pesta St. Andreas, Rasul

Bacaan Pertama         : Roma 10:9-18

Bacaan Injil                 : Matius 4:18-22

PenaClaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, kita sudah memasuki masa Adven yang menandakan situasi kerinduan kita akan kehadiran Mesias di dalam hati kita. Bacaan-bacaan suci yang kita renungkan selama masa Adven ini selalu mengarah pada disposisi batin kita yang merindukan.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa iman timbul dari mendengarkan dan yang di dengarkan adalah firman Kristus. Dengan ini Paulus mau mengajak jemaat di Roma untuk mendengarkan pewartaan tentang Yesus. Sebab dengan mendengarkan pewartaan tentang Yesus yang adalah kabar baik, mereka akan mengimani Yesus. Dalam bacaan Injil, kita mendengar kisah Yesus yang memanggil murid-murid-Nya dengan ajakan “mari ikutilah Aku” (Mat. 4:19). Perkataan yang disampaikan oleh Yesus didengar oleh para murid, dan mereka mengikuti Dia. Sekali lagi ditegaskan bahwa, para murid mendengar ajakan Yesus dan mereka melepaskan semua pekerjaan mereka lalu mengikuti Yesus.

Baca juga :  Bertanggung Jawab dalam Kebebasan | Renungan Harian

Menarik bahwa kedua bacaan hari ini menyajikan kepada kita betapa pentingnya mendengarkan. Dalam konteks masa Adven ini, mendengarkan bisa menjadi obat penawar rindu. Selama masa Adven ini kita diajak untuk menantikan Tuhan dalam dimensi mendengarkan. Bukankah ketika kita merindukan seseorang (baik orang tua, sahabat, maupun pacar) mendengar suaranya saja sudah bisa membuat kita tenang. Apalagi jika kita bertemu langsung, pasti rasa rindu yang kita rasakan akan terobati. Selama masa Adven ini, rasa rindu kita akan kehadiran sang Almasih, cukuplah diobati dengan mendengarkan sabda-Nya yang disampaikan dalam Kitab suci. Oleh karena itu, Kitab suci adalah media komunikasi yang menghubungkan kita dengan sosok yang kita rindukan itu.  

Sahabat pena Claret yang terkasih. Selama masa adven ini kita juga diajak untuk menantikan dalam gerak kerinduan. Memang menantikan atau menunggu adalah hal yang paling membosankan apa lagi yang kita nantikan adalah sesuatu yang belum pasti. Menantikan seseorang atau sesuatu yang belum pasti itu sama halnya dengan menggenggam angin dan membuang waktu. Tetapi hal ini tidak berlaku dengan konteks penantian yang sedang kita lakukan. Kita tidak menantikan sesuatu yang belum pasti, tetapi kita menantikan sesuatu yang sudah pasti dan akan selalu pasti. Tindakan penantian yang kita lakukan bukanlah sekadar menunggu sesuatu yang biasa-biasa saja. Tetapi kita menunggu dengan suasana batin yang merindukan. Ketika kita merindukan seseorang berarti sebelumnya kita pernah ada bersama-sama dengan dia. Konteks kerinduan yang kita alami saat ini adalah merindukan kehadiran Allah untuk bisa berdiam bersama-sama dengan kita.

Baca juga :  Merespons Firman

Mungkin selama ini kita sering mengusir-Nya pergi, maka ini adalah kesempatan bagi kita untuk merindukan dan berjumpa kembali. Yang kita lakukan saat ini adalah bergerak untuk berjumpa, berjumpa dengan Allah dalam kerinduan. Tetapi satu hal yang harus kita ingat bahwa, kita baru akan merindukan Allah apabila kita pernah merindukan sesama. masa Adven juga merupakan suatu gerak “turun” yakni Allah yang berinisiatif menjumpai manusia karena kecintaan-Nya kepada Manusia.  Adven juga merupakan gerak “naik”, yakni gerak kerinduan dari pihak manusia yang terarah kepada Allah. Maka adven adalah gerak kerinduan yang timbal balik, dari Allah kepada manusia dan dari manusia kepada Allah. Maka mari di masa Adven ini kita membiarkan diri kita dipenuhi dengan kerinduan, agar kita boleh terus-menerus bergerak menuju perjumpaan dengan Allah yang kita rindukan.

Baca juga :  Tuhan, Ajarkanlah Kami Berdoa

Selamat Pagi dan selamat beraktivitas.