Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?

Seorang pria sedang melukis tanda tanya. Tanda itu adalah sebuah ungkapan kebingungan. Persis itulah jawaban Petrus dalam bacaan injil hari ini. Ketika banyak orang telah meninggalkan Yesus, Ia bertanya kepada para murid-Nya, "Apakah kamu akan pergi juga. Akan tetapi Petrus menjawab "Tuhan Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?”
Picture by https://pixabay.com/

ClaretPath.com Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?

Renungan Harian Sabtu, 20 April 2024

Bacaan pertama: Kis 9:31-42

Bacaan injil: Yohanes 6:60-69

Pernah berpikir ‘tuk pergi
Dan terlintas tinggalkan kau sendiri
Sempat ingin sudahi sampai di sini
Coba lari dari kenyataan, tapi
Ku tak bisa jauh, jauh, darimu
(Slank-Ku Tak Bisa)

Sudah Sulit Malah Digoda dengan Pertanyaan

Banyak orang berputus asa. Bertopang dagu membayangkan beratnya proses.  Mengeluh tak kesampaian niat. Buntu pada pencarian. Memukul dahi tanda sesal. Mencaci maki diri sendiri. Tragisnya, mereka sengaja melukai dan menghilangkan hidup. Mereka pun berkata hidup tak lain adalah kesulitan.

Hidup memang  sering dipertemukan dengan kesulitan. Tetapi, Kita bisa saja berposisi pelaku dan korban kesulitan. Kita mempersulit diri sendiri. Acap kali juga mempersulit orang. Kesulitan ini bisa datang dari berbagai sumber, baik dari diri kita sendiri, orang lain, atau lingkungan sekitar. Namun, dalam kesulitan tersebut, kita sering kali merasa bingung tentang arah yang harus kita pilih.  

Baca juga :  Stop Saling Sindir! | Renungan Harian

Anehnya, Yesus hari ini justru berkata, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”. Pertanyaan ini cukup menggoda kita untuk merenungkan kepada siapakah kita akan pergi, dan apa yang menjadi tujuan hidup kita.

Tuhan Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?

Yesus memberikan pilihan kepada murid-murid-Nya untuk tetap atau pergi. Iman mereka teruji dan beberapa mundur.Dalam hal ini iman bukanlah tentang ketaatan yang kaku, tapi tentang pilihan dari hati. Meskipun ada yang memilih meninggalkan-Nya, Yesus tidak melarang. Menariknya, Simon Petrus dengan tegas dan teguh menjawab “Tuhan kepada siapakah kami akan pergi?”. Artinya Petrus memilih untuk tinggal. Ia percaya bahwa Yesus pilihan utama. Dia adalah sumber dari jawaban yang kita cari.

Baca juga :  Tentang Biduk dan Bayu Senja, di Laut Lepas! | Renungan Harian

Pilihan Bisa Suka, Bisa Luka

Yesus memberi kita kebebasan untuk memilih.  Pilihan ini sangat berkosekuensi. Salah memilih bisa menyesatkan. Saat sesat, kita akan tertinggal. Penting untuk hati-hati dan bijaksana memilih. Bahkan setiap saat kita berhadapan dengan pilihan. Pilihan berteman dengan tanggung jawab. Dengan itu, hidup sebenarnya adalah pilihan.  Kita pun dituntut bertanggung jawab terhadap pilihan.

Baca juga :  Pesona Sabda Tuhan

Sudah Tahu, Mari Buat

Kita selalu diminta untuk hadapi tantangan hidup dengan benar dan bijak.  Barangkali guru yang tak bosan mendengar dan memalingkan muka dengan kita adalah Tuhan. Kita tahu bahkan sangat tahu Tuhan adalah Mahakuasa.  Jadi, kepada siapakah kita akan pergi? Kepada Yesus Kristus, sumber kehidupan yang sejati.

#_ Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?