Hari Sabtu Suci, 16 April 2022
Bacaan I: Kej. 1:1-2:2
Bacaan II: Kej. 22:1-18
Bacaan III: Kel. 14:15-15:1
Bacaan IV: Yes. 54:5-14
Bacaan V: Yes. 55:1-11
Bacaan VI: Bar. 3:9-15, 32-4;4
Bacaan VII: Yeh. 36:16-17a, 18-28
Bacaan Epistola: Rm. 6:3-11
Bacaan Injil: Luk. 24:1-12
Pena Claret. com-Para Sobat Pena Claret yang terkasih di dalam Kristus. Kematian merupakan realitas yang tak terelakkan. Bahkan Heidegger pernah melontarkan kalimat yang bernas ini, manusia adalah yang ada menuju kematian (Sein-Zum-Tode). Dalam hal ini kematian dimengerti sebagai suatu hal yang eksistensial. Oleh karena itu, manusia harus menyadari bahwa kematian merupakan bagian dari hidup yang perlu dirangkul bukannya ditolak.
Menerima kematian, tentu merupakan hal yang sangat berat. Namun apa daya dalam diri manusia mengandung paradoksal antara yang fana dan kekal. Kierkegaard mengatakan bahwa manusia adalah sintesis yang temporal dan yang abadi. Oleh karena itu manusia harus menyadari kedua dimensi ini, dengan demikian membuat manusia memandang kematian sebagai transis menuju keabadian.
Senada dengan itu, Gereja Katolik memandang kematian bukanlah akhir dari segalanya melainkan mengubahnya menjadi titik awal menuju kehidupan abadi. “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yoh 12:24)”. Kematian Yesus telah mendatangkan rahmat penebusan bagi dunia. DIA adalah biji kehidupan yang rela terkubur di dalam tanah dan pada hari ketiga IA bangkit kembali dengan tubuh rohani, tubuh keabadian.
Kebangkitan Kristus merupakan tanda kemenangan atas maut. Maut yang merupakan upah dosa manusia pertama tertebus oleh sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Efektivitas pristiwa ini membuat martabat luhur manusia sebagai anak-anak Allah kembali dipulihkan. Sehingga manusia yang menangapi tawaran keselamatan dari Allah itu, kembali masuk ke dalam lingkaran kebadian kasih Allah. Lingkaran Allah merupakan tempat berlabuhnya segala kerinduan jiwa manusia.
Para sobat Kristus yang terkasih. Hari ini merupakan hari Sabtu Suci yang diyakini sebagai hari transisi dari kematian menuju kebangkitan Kristus. Kristus yang telah mati, kini sedang berada di alam maut dan berkarya untuk membangkitkan umat Allah bersama Dia. “DIA yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati (Kol 1:19)”. Inilah harapan yang terpatri di dalam sanubari setiap orang Kristiani. Bahwa kematian bukan akhir dari segalanya melainkan awal dari kehidupan baru bersama Allah oleh kebangkitan Kristus. Akhirnya, selamat merayakan kemenangan atas maut bersama Kristus, Yesus. Tuhan memberkatimu selalu.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.