Hari Jum’at Pekan Biasa Ke-XVII, 30 Juli 2022
Bacaan I: Yer. 26:11-16, 24
Bacaan Injil: Mat. 14:1-12
Claretpath.com-Menyampaikan kebenaran kepada pribadi-pribadi yang berkuasa, tidak pernah mudah. Karenanya selalu menuntut sebuah keberanian yang berujung pada pengorbanan. Kebenaran itu sangat bernilai dan mahal. Akan tetapi, menurut Yohanes harga kebenaran yang terlampau mahal itu hanya bisa dibayar dengan keberanian dan iman. Yohanes Pembaptis; sang juara kebenaran dan keadilan yang tak kenal takut menjadi teladan dan inspirasi kita di dunia modern ini.
Sementara Herodes, dalam bacaan hari ini menunjukkan kepada kita akan pribadi-pribadi yang selalu mengkompromikan kebenaran dan keadilan karena tekanan pendapat dan kepentingan pribadinya sendiri. Kesombongan Herodes membawanya ke dalam situasi yang mengerikan seperti yang telah dia perbuat terhadap Yohanes. Herodes tidak ingin mengeksekusi Yohanes malam itu. Tapi ia dibujuk oleh sang istri untuk melakukannya sebab dia adalah pria yang lemah. Dia takut akan orang-orang yang menghormati Yohanes dan takut pula akan reaksi para tamu undangan jika dia menarik sumpahnya.
Dalam diri Herodes, kita bisa mengidentifikasi bagaimana seorang penguasa menyalahgunakan kekuasaannya. Ia menjadikan martabat kekuasaannya sebagai tontonan atau berita; membuat janji-janji muluk yang kemudian ia sesali hingga kemudian bermuara pada pembunuhan pribadi yang tak bersalah; Yohanes Pembaptis. Ketika keserakahan dan kekuasaan mengambil-alih, kita akan menjadi pribadi yang sangat kejam, dan orang yang tidak bersalah pun akan menjadi imbasnya. Begitu banyak orang di sekitar kita yang menjadi korban dari penggunaan kekuasaan yang sewenang-wenang seperti ini. Begitu banyak orang yang dianiaya oleh karena keyakinan mereka. Meski begitu, mereka siap mempertaruhkan hidup mereka demi suatu kebenaran. Orang-orang baik, terutama saat mereka berjuang untuk sebuah keadilan akan berakhir dengan derita.
Jika kita menjadi salah satu tamu undangan Herodes saat itu, apakah kita akan memprotes atau tetap diam? Apa yang harus kita lakukan ketika melihat orang lain menderita oleh karena ketidakadilan? Tentunya seperti Yohanes, kita dituntut untuk menjadi pribadi-pribadi yang berani dan bijaksana agar mampu mengatakan apa yang diyakini benar dan untuk selalu menjadi orang yang berintegritas. Sama seperti murid-murid Yohanes Pembaptis melakukan apa yang dapat mereka lakukan dan kemudian mereka pergi untuk memberitahu Yesus. Semoga hari ini, kita semua diberi kekuatan dan keberanian untuk melakukan apa yang benar, yang sesuai dan yang bisa kemudian membawa kita pulang kepada Yesus. Karena yang benar itu akan membebaskan kita dari belenggu dosa dan penyesalan.
Misionaris Claretian yang sedang menempuh pendidikan Filsafat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.