ClaretPath.com – Kapasitas Diri: Sarana Berbuat Baik
- Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 13:13-25
- Bacaan Injil: Yohanes 13:16-20
Para sahabat ClaretPath yang terkasih, secara pribadi saya sangat tertarik dengan ayat 16 dari bacaan Injil hari ini. “Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, seorang hamba tidak lebih besar dari pada tuannya, dan seorang pesuruh tidak lebih besar dari pada orang yang mengutusnya.” Pernyataan Yesus ini bagi saya sangat mendalam. Yesus adalah Tuhan dan Guru para murid-Nya, namun Dia mengambil peran seorang hamba untuk mencuci kaki mereka. Jika dilihat dalam konteks relasi antara atasan dan bawahan, tindakan ini sungguh sangat tidak masuk akal. Umumnya yang melayani adalah bawahan terhadap atasan.
Jika melihat tindakan tersebut, bagi saya secara pribadi Yesus tidak gila hormat. Ia tidak sombong dengan identitasnya. Ia sungguh-sungguh hadir dan menggunakan kekuasaan-Nya untuk melayani tanpa ada modus-modus terselubung. Bagi saya sikap ini sangat penting dalam melayani dalam konteks apapun. Kadang identitas adalah sebuah simbol yang bisa menindas orang lain. Profesi sebagai guru bisa saja menindas muridnya, perawat kesehatan bisa saja bertindak seenaknya memperlakukan pasien, atau dalam konteks agama bisa saja pemimpin rohani memperlakukan apa saja terhadap yang dilayaninya. Singkat kata, sadar ataupun tidak hubungan kita dalam masyarakat adalah hubungan yang vulnerability. Artinya adalah hubungan kita selalu berhadapan dengan orang-orang yang rentan terhadap sebuah risiko tertentu dan berkurangnya kemampuan untuk melawan risiko tersebut.
Dalam budaya yang sangat menghormati para pemimpin bisa saja jatuh dalam masalah ini. Kita mengangap diri seperti raja yang selalu ingin dilayani dengan berbagai macam argumentasi dan alasan. Bahkan menggunakan alasan teologis yang tidak ada pendasaran sama sekali. Semoga dengan bacaan hari ini menyadarkan kita untuk selalu rendah hati dan menggunakan kapasitas atau profesi diri sebagai sarana berbuat baik. Jadi, seberapa tinggi posisi kita di masyarakat atau di gereja, kita harus tetap rendah hati dan siap untuk melayani sesama dengan kasih.
Misionaris Claretian. Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.