Hari Raya Kabar Sukacita: Renungan Harian

Hari Raya Kabar Sukacita: Renungan Harian. Gambar ini merupakan ukiran tentang Malaikat Gabriel yang sedang menyampaikan kabar sukacita kepada Perawan Maria.
Picture by https://pixabay.com

ClaretPath.com – Renungan Hari Raya Kabar Sukacita

Senin, 08 April 2024, Hari Raya Kabar Sukacita. Masa Paskah

Bacaan Pertama: . Yes 7:10-14; 8:10

Bacaan Kedua: Ibr 10:4-10

Bacaan Injil: Luk 1:26-38.

Dipanggilan Menjadi RekanĀ  Kerja Allah

Para saudara sekalian, pada hari ini kita merayakan Hari Raya Kabar Sukacita. Hari raya ini sebenarnya jatuh tepat pada tanggal 25 Maret. Namun, Gereja memberikan kebijakan bahwa jika hari raya ini jatuh pada Pekan Suci, maka perayaan tersebut akan dipindahkan ke hari Senin setelah Minggu Paskah kedua.

Inti Perayaan Hari Raya Kabar Sukacita

Inti dari perayaan hari ini adalah mengenang atau memperingati Malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar gembira dari Allah bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Putra Allah. Maria menanggapi kabar tersebut dengan berkata, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kegembiraan dalam hal ini bagi saya terletak pada dua hal. Pertama, Allah Yang Maha Besar dan Kuasa mau hadir dalam sejarah manusia dengan mengutus Putra-Nya, yang berawal dengan pemberitaan melalui Malaikat Gabriel. Kedua, kabar dari Allah itu direspon dengan ketaatan dan kesediaan oleh Maria.

Baca juga :  Hari Raya Pengumuman Keselamatan dari Allah

Para saudaraku yang terkasih, dari perayaan hari ini, saya mendapatkan dua hal penting. Pertama, kita mendapat undangan untuk menjadi sama seperti Bunda Maria. Peristiwa ketika Malaikat Gabriel membawa kabar telah terjadi dua ribu tahun yang lalu, dan tentunya tidak akan terulang lagi. Yesus Kristus, Sabda Allah yang telah menjadi manusia, telah datang ke dunia. Dia dilahirkan, berkarya mewartakan Injil, menderita sengsara, mati, bangkit, dan kemudian terangkat ke surga.

Kabar Sukacita terjadi 2000 tahun silam, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan kita

Namun, hal itu tidak berarti bahwa Dia meninggalkan dan menjauh dari kita. Dia tetap hadir bersama kita. Keberadaannya terlihat dalam hal-hal yang paling nyata, seperti dalam Sabda yang kita baca dan renungkan setiap hari, serta dalam Tubuh dan Darah-Nya yang selalu kita sambut dalam perayaan Ekaristi. Oleh karena itu, marilah kita membuka diri untuk mengandung Sabda-Nya, serta menerima Tubuh dan Darah-Nya, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Baca juga :  Dari Waktu-Nya Belum Tiba Menuju Sudah Selesai

Kabar yang dari Malaikat Gabriel tidak hanya membawa sukacita bagi Maria, tetapi juga sukacita bagi dunia. Oleh karena itu, sukacita yang kita alami karena telah menerima Sabda, Tubuh, dan Darah Yesus seharusnya juga dialami oleh orang-orang di sekitar kita melalui tindakan kasih kita.

Kedua, tentang ketaatan kepada kehendak Allah. Saya membayangkan jika Maria menolak kabar yang sukacita dari Malaikat Gabriel, ceritanya akan menjadi lain. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi. Allah sungguh-sungguh mempersiapkan tempat yang pantas bagi Sang Putra. Dia mengenal setiap pribadi untuk menjadi rekan kerja-Nya.

Baca juga :  Kamu adalah Bait Allah

Allah memanggil kita Menjadi RekanĀ  Kerja-Nya

Karya keselamatan Allah belum berakhir, dan itulah sebabnya Dia selalu membutuhkan rekan kerja, yaitu manusia. Hal ini bukan karena Dia tidak mampu bekerja sendirian, tetapi bagi saya, Allah tidak mau bersikap sombong. Dia menghargai kemampuan ciptaan yang serupa dengan-Nya, yaitu manusia.

Dalam Lumen Gentium, defenisi Gereja adalah “sakramen”; yang melanjutkan dialog keselamatan antara Allah yang menawarkan keselamatan dalam Kristus, dengan tanggapan manusia. Yang kita butuhkan hanyalah keterbukaan diri seperti yang Maria lakukakan dalam menerima tawaran Allah untuk menjadi rekan kerja-Nya. Semoga kita semua mampu menjawab panggilan tersebut dengan tulus, seperti Maria, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”