Opini  

Generasi Idealis Pasca Pemilu

Setelah pemilihan umum alias pemilu, isu tentang masa depan demokrasi dan kaum muda mulai hangat kembali. Artikel ini dengan judul Generasi Idealis Pasca Pemilu mencoba mengulas isu itu. Semoga gambar yang membantu menvisualisasi ini menjadi daya dorong untuk mencerna materi ini.
Generasi Idealis Pasca Pemilu. Picturre by www.istockphoto.com

ClaretPath.com – Generasi Idealis Pasca Pemilu

Pengantar: Generasi Idealis Pasca Pemilu

Sistem demokrasi pada saat ini sedang krisis.  Mengapa demokrasi liberal mengalami tingkat krisis yang paling dominan dalam dekade ini? Umumnya bagi kaum kiri masalah orang dalam adalah virusnya. Free and equal dalam demokrasi belum bisa terimplementasikan. Virus demokrasi ini adalah hasil kawin paksa dua tradisi besar yang paradox, liberal dan demokrasi (Mandeville, 1996: 384). Uraian ini nampak dalam selubung-selubung wajah ganda Indonesia pada saat ini (Kompas, 26/01/2024)

         Sebenarnya, pemimpin merupakan suatu roman wajah. Jika roman wajah itu luntur, seturutnya pun ikut hancur. Pemimpin yang berdemokrasi menyadari bahwa ia memiliki suatu kapasitas kekuasaan atas yakni masyarakat. Namun, masyarakat di dalam demokrasi sekarang hanyalah ruang kosong.

         Anak muda dan kepemimpinan

Kepemimpinan bagi anak muda bukan lagi soal tangan besi, melainkan sesuai dengan irama kontingensi. Dalam mentalis seperti ini, asa pikiran merupakan jalan satu-satunya. Menentukan mana yang baik dan buruk itu penting

         Kepemimpinan bagi anak muda bukan soal paham secara tradisional, mudah diraih. Kepemimpinan itu bukan soal lagi keterampilan personal, jabatan, darah biru atau apapun itu, melainkan harus terselubung dalam bayang-bayang aspek sosial yang turut memberi efek. Ini hampir sama dengan masalah sekarang, anak muda dipaksa maju dalam berpolitik praktis. Padahal anak muda itu masih bertatih-tati dalam berpolitik. Apalagi ada yang melihat cacat etika dalam prosesnya.

Baca juga :  CHELSEA DAN TODD BOEHLY

         Persoalan inilah yang harus anak muda jaman sekarang perhatikan. Etika marwah pemimpin. Bukan ingin menegakan rasa percaya diri dengan bayang-bayang dinasti. Ini adalah kemunafikan politik. Kemanakah arah demokrasi?

 Politik yang beretika dan bermoral

         Etika dan moral menjadi salah satu topik yang sangat penting dalam politik modern. Dalam konteks Indonesia, etika dan moral memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga integritas pemerintahan.

David Runciman berpendapat bahwa etika dan moral dapat membantu dalam menciptakan sistem pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel (Runciman, 2012: 12). Hal ini sangat relevan dengan kondisi politik Indonesia yang masif penyalahgunaan kekuasaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip politik moral, pemerintah Indonesia dapat meningkatkan trust dari masyarakat dan membangun legitimasi yang kuat.

Indonesia sejauh ini, setelah melalui krisis, ingin membenah diri. Indonesia tidak mau lagi selalu berada dalam posisi terjajah. Cukup sudah semua itu. Alih-alih yang duduk sambil diskusi itu turut merasakan hal sama. Indonesia ingin kembali pada anak muda yang idealis bukan hanya pewaris, tetapi juga perintis. Pengambilan keputusan ini bukan lagi menjadi sesuatu yang abstrak melainkan proporsional yang benar. Kita butuh agen sosial yang politis yang cerdas, kreatif dan beradab pada masa mendatang.

Baca juga :  Etika Pendidikan Keluarga

Generasi Perintis Idealis: berguru pada Sutan Sjahrir

         Kita mengenal seorang yang memiliki genangan politik bersih, Sutan Syahrir. Politik bersih Sutan Syahrir bagi politik Indonesia merupakan sebuah konsep yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan transparansi, keadilan, dan kejujuran dalam dunia politik. Sutan Syahrir terkenal sebagai pemimpin yang mementingkan integritas dan moralitas dalam praktik politiknya. Melalui sikap politik bersih, Sutan Syahrir berhasil membangun citra positif sebagai pemimpin yang selalu bertindak dengan kejujuran dan keadilan.

Sutan Syahrir menegaskan bahwa politik bersih merupakan fondasi utama bagi perubahan positif dalam dunia politik Indonesia. Dengan mengedepankan integritas dan moralitas, ia berhasil melakukan reformasi dalam praktik politik yang selama ini kerap rawan tindakan korupsi dan politik kotor. Melalui pendekatan politik bersih, Sutan Syahrir membuktikan bahwa politik yang jujur dan transparan adalah kunci dalam menciptakan tatanan politik yang lebih baik.

Baca juga :  Identitas Ditemukan dalam Etika

Konsep politik bersih Sutan Syahrir juga menjadi inspirasi bagi para pemimpin dan politisi di Indonesia untuk meneladani prinsip-prinsip integritas dan moralitas dalam setiap langkah politik yang diambil. Dengan mempraktikkan politik bersih, diharapkan bahwa para pemimpin dapat mendorong perubahan nyata dalam dunia politik yang lebih bersih dan transparan. Dengan demikian, politik bersih Sutan Syahrir dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas demokrasi dan pemerintahan di Indonesia.

Dalam menghadapi tantangan politik yang kompleks dan dinamis, politik bersih Sutan Syahrir menjadi sebuah pedoman yang penting bagi para pemimpin dan politisi Indonesia untuk tetap berpegang pada prinsip integritas dan moralitas dalam praktik politik. Dengan menjunjung tinggi politik bersih, Indonesia dapat menuju pada arah yang lebih baik dan menciptakan tatanan politik yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan demikian, politik bersih Sutan Syahrir tidak hanya menjadi sebuah konsep, namun juga menjadi sebuah gerakan yang harus terus dijunjung tinggi dalam membangun politik Indonesia yang lebih bersih dan transparan.