ClaretPath.com – Apa, Mengasihi Musuh?
Sahabat ClaretPath yang terkasih, bacaan Injil hari ini menyajikan suatu kisah yang sangat menarik, yaitu tentan Yesus dan Hukum Taurat. Sebelum kita mendalami bersama bacaan Injil, saya mengajak kita semua untuk mengingat orang-orang yang paling kita cintai, membayangkan wajah mereka. Kemudian, barangkali ada juga orang yang sangat kita benci atau orang yang kita label sebagai musuh. Orang-orang yang menyakiti atau merugikan kita. Orang yang memfitnah dan sebagainya. Bayangkanlah wajah-wajah mereka. Apakah yang akan kita lakukan dengan orang-orang yang kita anggap sebagai musuh? Apakah kita sedang merancang sesuatu untuk membalas dendam atau menutup hati kita dengan tidak memberikan maaf kepada mereka?
Sahabat ClaretPath yang terkasih, hari ini Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana tindakan kita sebagai pengikut-Nya dalam memperlakukan orang lain terutama musuh kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mendengar isitlah “Mata ganti mata, gigi ganti gigi” atau isitlah lainnya yang mengarah pada unsur membalas dendam dengan tindakan yang setimpal bila perlu persis sama. Ketika orang menyakiti, kita pun berpikir dan merancang cara untuk membalas dendam. Namun, dalam bacaan Injil Yesus dengan tegas mengatakan, “Kasihanilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”. Yesus mengajak kita, bukan hanya sampai pada titik memberikan kata “maaf” tetapi sampai pada mengasihi dan berdoa bagi mereka.
Sahabat ClaretPath yang terkasih, Yesus menunjukkan cinta yang sempurna kepada kita, yaitu cinta yang universal. Mencintai orang yang berbuat baik dan juga orang yang menyakiti kita, mereka yang menjadi bagian dari kelompok kita yang bukan bagian dari kelompok Anda (agama, suku, ras, budaya, atau bangsa). Sedangkan cinta yang tidak sempurna atau biasa saja dan sangat mudah dilakukan adalah hanya mencintai orang-orang tertentu, yaitu mereka yang berbuat baik dan mencintai kita. “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?”
Sahabat ClaretPath yang terkasih, hari ini sebagai pengikut Kristus, kita diundang untuk mempunyai kualitas cinta yang sempurna dan Yesus memanggil kita untuk mempunyai standar cinta yang lebih tinggi daripada “pada pemungut cukai atau orang-orang yang tidak mengenal Allah”. Bapa telah melakukannya terlebih dahulu, “Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar”. Kasih Yang Bapa berikan mencakup semua orang tanpa terkecuali. Jaminan bagi kita yang mengasihi sesama adalah kita menjadi anak-anak Bapa yang akan mewarisi Kerajaan Allah.
Mengakhiri renungan ini, saya ingin mengutip kata-kata dari Erich Fromm, yang mendasarkan pemikirannya pada pemikiran Thomas Aquinas ketika dia berkata pada pertengahan tahun 1950-an bahwa cinta adalah suatu tindakan atau aksi, dan bukan suatu perasaan.
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Sanata Dharma – Menyukai travelling