Mulut Manis yang Berperang

Gambar ini melukiskan seorang pembicara yang sedang asyik berbicara. Sementara ini renungan hari ini 26 Juni 2024 mengangkat judul, "Mulut Manis yang Berperang." Semoga gambar dan renungan ini membantu pemahaman kita sekalian
Mulut Manis yang Berperang. Picture by https://pixabay.com/

claretpath.comMulut Manis yang Berperang

Rabu, 26 Juni 2024, Pekan Biasa XII

Bacaan Pertama: 2Raj 22:8-13; 23:1-3;

Bacaan Injil: Mat. 7:6.12-14

Meskipun iman dan pengetahuan menyiapkan jalan dan memberi arah, tetapi tingkah lakulah yang menjadi buah dari semuanya. Tingkah Laku yang benar dan murni akan menampakan iman dan pengetahuan yang benar. Oleh karena itu, tingkah laku yang murni berarti menghayati hidup yang penuh kebajikan. Sebagai misal tidak melukai, berlaku benar, dan sikap tidak melekat.

Yesus dalam bacaan hari mau memperlihatkan bahwa setiap tindakan merupakan buah yang dapat dilihat bahkan dinilai oleh banyak orang dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila tingkah laku seseorang buruk,  berarti ia mengikuti ajaran palsu; yang memiliki banyak kata-kata manis, tetapi sebenarnya merancangkan perang dalam hatinya. Namun, apabila ia baik berarti ia mengikuti iman dan pengetahuan. Yesus menegaskan bahwa kita hendaknya berhati-hati terhadap setiap perkataan seseorang karena “mulut manis” dapat membuat kita jatuh hati pada mereka. Sebaliknya, hendaknya kita melihat tindakan mereka agar kita dapat mengenal dan mengetahui  siapa sesungguhnya pribadi tersebut.

Baca juga :  Menjadi Manusia yang Tahu Diri | Renungan Harian

Kata-Kata yang “Manis”

Dalam kehidupan kita sekarang ini, tak jarang kita menemukan banyak orang yang pandai berbicara, yang dapat menghipnotis kita dengan kata-kata manis mereka. Misalkan saja iklan, dan tayangan lainnya yang sering muncul di beranda gadget kita. Di mana mereka menggunakan berbagai ragam gaya bahasa agar kita bisa tertarik pada promosi mereka. Hemat saya ini adalah inti atau pesan sabda Yesus pada hari ini. Yesus mau menanggapi orang-orang yang demikian. Memang mulut dapat membalikkan fakta yang sesungguhnya, tetapi hal demikian tidak menutup kemungkinan tidak akan bertahan lama. Sebaliknya, setiap tindakan akan selalu diingat oleh banyak orang dan selalu berdurasi lama. Oleh sebab itu, tindakan kita hendaknya mampu memberi yang terbaik terhadap sesama. 

Baca juga :  Ketakutan: Virus Iman

Pesan renungan “Mulut Manis yang Berperang”

Saudara-saudari terkasih, berbicara tentang tindakan sebagai buah berarti bahwa setiap tindakan kita bukan tidak mungkin akan diketahui oleh banyak orang. Bahkan tindakan menjadi tolok ukur kita dinilai baik atau buruk di hadapan umum. Melalui tindakan pula, kita dapat memperoleh tempat yang layak dalam masyarakat. Hal ini menyadarkan kita bahwa memang tindakan kita sebagai basis hubungan antara sesama. Maka dari itu, tindakan kita menuntut kejujuran penuh dalam semua usaha dan kegiatan kita. artinya adalah tindakan memberi kita cara untuk bisa berelasi terhadap sesama.

Baca juga :  Antara Suka dan Duka Bersama Roh Kudus

Oleh karena itu, mari kita melihat kembali tindakan kita selama ini. seperti apa tindakan tersebut dan bagaimana tanggapan orang di sekitar kita ketika melihat tindakan kita. jika kita mendapat kesan buruk, maka ubahlah cara kita bertindak. Akan tetapi apabila kita memperoleh kesan baik, itu bukan berarti kita memegahkan diri, tetapi mau menyatakan bahwa Allah kita adalah yang baik.