Claretpath.Com– Pengetahuan dan Kerendahan Hati
Hari Rabu Pekan Biasa Ke-XXVIII, 12 Oktober 2022
Bacaan I: Gal. 5:18-25
Bacaan Injil: Luk. 11:42-46
Pada era milenial ini muncul begitu banyak orang-orang pintar. Hal ini mungkin sebab orang-orang pandai ini mendasarkan diri mereka pada pendidikan. Alhasil, kecakapan dan kepintaran mereka begitu membanggakan. Kebanggaan ini tentu tidak terlepas dari sumbangsih mereka dalam kemajuan sebuah peradaban. Namun, pada saat yang bersamaan muncul juga orang-orang pandai yang sombong dan tinngi hati. Biasanya orang-orang seperti itu akan merasa diri paling tahu, benar. Bahkan terkadang menjadikan diri dan pengetahuannya sebagai sebuah “materi” untuk membohongi sesamanya dan meraup keuntungan bagi dirinya sendiri.
Fenomena seperti ini bukanlah sesuatu hal yang baru dalam kehidupan bersama. Ia sudah mencuat dan ada jauh sebelumnya. Pada ahli taurat adalah buktinya. Mereka adalah orang-orang pintar yang angkuh dan sombong. Bahkan selalu menganggap diri paling benar. Mereka juga sering menuntut agar semua orang mengikuti aturan-aturan yang telah mereka buat. Tetapi, mereka sendiri selalu mencari celah agar terbebas dari taurat atau aturan-aturan itu.
Bacaan Injil gari ini juga, memberikan sebuah teladan bagi kita untuk bersikap dan bertingkah laku secara hati-hati terhadap orang-orang pandai itu. Sebab orang-orang pandai seperti para ahli taurat adalah mereka yang memahami hukum, membuat hukum dan mereka sendiri tidak melaksanakannya dengan sebuah ketulusan. Tuhan lalu mengarahkan mereka sebab mereka menggunakan pengetahuan mereka untuk menindas sesamanya. Mereka adalah orang-orang cerdas yang paham dan mengerti akan hukum Tuhan tapi mereka sendiri tidak menghidupinya. Karena itu, di lain sisi pengetahuan pun bisa menjadi sebuah ‘kutuk’ bila tidak digunakan secara bijak dan benar.
Kerendahan Hati: “Humus” Segala Bentuk Pengetahuan
Apabila kita yang diciptakan secara unik dan dianugerahi sebuah akal budi yang cemerlang, bakat, dan kemampuan lainnya, perlu untuk disadari bahwa semuanya adalah pemberian Tuhan. Segalanya adalah anugerah Tuhan bukan meluluh usaha manusiawi kita. Untuk itu, kerendahan hati adalah sebuah sikap yang bijak dan tepat dalam mensyukuri dan menggunakan kecakapan yang telah Tuhan anugerahkan kepada setiap kita sebagaimana yang telah diteladankan oleh St. Antonius Maria Claret. Bagi sang santo, kerendahan hati adalah kebajikan dasar dan utama bagi seorang misionaris. Kerendahan hati di sini dipandangnya sebagai sebuah ‘humus’ bagi bertumbuhnya segala bentuk pengetahuan. Semoga.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.