ClaretPath.com – Hari Minggu Komunikasi Sedunia
Minggu 29 Mei 2022, Hari Minggu Paskah VII
- Bacaan I : Kis. 7:55-60
- Bacaan Ii : Why. 22:12-14,16-17, 20
- Bacaan Injil : Yoh. 17:20-26
Sahabat ClaretPath.com yang terkasih dalam Yesus Kristus, sekilas tentang teologi Injil Yohanes pada hari ini. Penginjil Yohanes menampilkan satu-kesatuan antara Bapa dan Putra.
Dalam teologi Yohanes, pekerjaan Putra selalu atas kehendak Bapa bersama dengan Roh Kudus. Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah satu-kesatuan yang tak terpisahkan namun bisa dibedakan.
Sederhananya, semua pekerjaan Yesus di dunia selalu atas kehendak Bapa. Oleh sebab itu, Yesus selalu sadar bahwa kesatuan-Nya dengan Bapa adalah sebab utama mengapa Ia harus berada di dunia dan harus mati demi keselamatan kita. Keselamatan Bapa terpenuhi dan berpuncak dalam diri Yesus Kristus. Itulah sebabnya, antara Yesus dan Bapa adalah satu.
Bagi sebagian orang, memahami teologi Injil Yohanes mungkin cukup sulit. Apalagi untuk mencari relevansinya dalam dunia dewasa ini, rasa-rasanya Injil Yohanes terlalu tinggi. Sungguh, teologi Yohanes tidak mudah. Akan tetapi, selalu ada cara untuk merefleksikannya dalam hidup sehari-hari.
Dalam bacaan pada hari ini, setidaknya kita dapat memetik satu kalimat kunci yang diucapkan Yesus, yaitu tentang berdoa, “Dan bukan untuk mereka ini saja aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka” (Yoh. 17: 20).
Menjadi Satu
Sahabat ClaretPath.com yang terkasih dalam Yesus Kristus. Fokus refleksi kita adalah Yesus yang berdoa bagi kita untuk menjadi satu sama seperti Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus yang adalah satu. Isi doa Yesus kepada Bapa-Nya sangat menarik, yaitu memohon untuk menjadi satu. Lantas, apa artinya bagi kita?
Apabila kita perhatikan secara saksama, doa Yesus ini mengarah pada indikasi pewartaan tentang berita keselamatan. Menjadi satu dengan-Nya sama seperti Dia yang bersatu dengan Allah adalah sebuah keadaan ideal dalam pewartaan.
Inilah yang dikehendaki Yesus, yaitu menjadi satu dalam misi pewartaan. Lebih daripada itu, Yesus menghendaki agar kita menjadi satu dengan-Nya. Pertanyaan reflektif bagi kita adalah apakah kita sudah membuka diri untuk bersatu dengan Yesus seperti Yesus yang bersatu dengan Bapa?
Selamat merenungkan!
Tom Aquinas, pencinta kopi dan penikmat filsafat Stoa. Sedang belajar di Fakultas Filsafat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta