Aku Mencintai Engkau (Yer. 31:3)

Aku Telah Mencintaimu (Yer. 31:3)
Picture https://i.pinimg.com/originals/a8/f1/0b/a8f10b336f3db314c1da70765a4a289a.jpg

ClaretPath.com – Aku Mencintai Engkau (Yer. 31:3)

Terlihat dari kejauhan bapak yoseph sedang memasak tuak (arak atau sopi). Saya mendekati dia dan memberi salam. “Selamat pagi”, sapaku pada dirinya. Ia tersenyum dan cepat-cepat melap tangannya pada sebuah baju yang sudah robek.

“selamat pagi anak frater, aduh kenapa tidak mau kasi tau dulu kalo mo datang?”, ujarnya sambil menggaruk kening yang tampak basah dan berkerut. Benar saya tidak memiliki janji atau memberitahukan pada dia, jika saya akan bertemu dengan dia.

Saya tersenyum, dan membalas, “ah… tidak apa-apa to?, supaya bapak tidak usah repot-repot”. Pria paru baya itu akhirnya menyuruhku untuk duduk di sebuah bale-bale (kursi) yang hanya diatapi oleh daun gewang dan dinding terbuka, “duduk e… anak Frater”.

Baca juga :  Rabun Moral: Sesat vs Selamat

Benar saja, tak lama duduk, bapa yoseph langsung menghidangkan sirih dan pinang, seperti kebiasaan orang timor untuk menyambut tamu.

Dengan mulut yang merah, saya bertanya, “Mama es me?”, yang artinya mama di mana?. Sambil mengelurkan sebungkus tembako sek dari saku celananya, ia menjawab bahwa mama sementara di pasar untuk menjajakan hasil jualan, termasuk sopi. Yahh saya benar lupa, kalo hari sabtu itu merupakan pasar mena.

***

Waktu itu, tanggal 12-21 februari 2022, kami para frater novis mengadakan live in, di salah satu paroki di ke-uskupan Atambua. Tepatnya di paroki st. Filomena mena. Salah satu paroki bersejerah yang ada di pulau timor, karena di situ menjadi cikal bakal berkembangnya Gereja Katolik.

Baca juga :  Kisahku

Tujuan kedatangan kami ke tempat tersebut untuk belajar bersama mereka, mengenai iman yang hidup dan tumbuh dalam sebuah keluarga. Banyak hal yang kami lakukan di sana, sebut saja menggembalakan dan memeras susu kerbau, memancing ikan, bermain bersama anak-anak, berdoa bersama, bahkan mendengarkan sharing mereka.

Karena Paroki ini cukup luas, kami di bagi ke berbagai lingkungan dan kapela. pada saat itu saya diutus untuk melakukan kegiatan live in, di lingkungan St, Stefanus Martir pertama, Oemasi. Jarak lingkungan ini ke paroki cukup jauh, yaitu dua jam bila berjalan kaki, dan 30 menit bila menggunakan motor.

***

Bapa yoseph dan keluarga adalah salah satu umat di paroki St. Filomena Mena. sSambil menggulung tembakau pada sebuah kertas, ia berkisah (sharing). “frater, dulu itu bapa dan mama punya anak. Tapi, baru umur 1 minggu, ia sudah kembali ke atas. Padahal bapa dan mama sangat senang sekali waktu itu. Tapi kami tetap bersyukur pada Usi Neno (Tuhan)”.

Baca juga :  Kau Ada dalam Doaku (Puisi)

Sontak sirih yang sudah menjadi camilanku sejak kecil,  seolah berubah menjadi empedu pada mulutku, karena mendengar isi dari kedalaman hati bapa yospeh. 

Pria yang tidak menamatkan diri pada bangku sekolah dasar, membuat memori di kepalaku terganggu. Hingga satu pertanyaan dariku, “apakah bapa dan mama masih mau punya anak?”. Dengan menarik segulung rokok dari mulutnya ia berkata “ ya kenapa tidak….!!!, semua tergantung Tuhan”. Persis, inilah yang dikatakan nabi Yeremia bahwa; “Aku (Tuhan) mencintai engkau….