ClaretPath.Com–Tidurkah Engkau Tuhan?
Hari Sabtu Pekan Biasa Ke-III, 28 Januari 2023
Peringatan Wajib St. Tomas Aquino
Bacaan I: Ibr. 11: 1-2,8-19
Bacaan Injil: Mrk. 4:35-41
Penderitaan merupakan realitas yang tak terelakkan dan akan terus-menerus menghantui hidup manusia. Penderitaan adalah misteri karena ia datang kepada siapa saja tak kenal ruang dan waktu. Namun tidak semua orang mampu menerima penderitaan sebagai bagian integral kehidupan. Dalam penghayatan hidup beriman, keterbatasan manusia untuk menjangkau rencana Allah, membuat manusia secara sempit memandang penderitaan sebagai pengalaman yang menakutkan bahkan sebagai pengalaman “ketiadaan” Allah. Orang yang bergumul dengan penderitaan yang berat tidak jarang meragukan, bertanya, dan menggugat presensi Allah: “Di manakah Engkau Tuhan?Tidakah engkau peduli denganku? Sedang tidurkah engkau Tuhan?” dan lain sebagainya.
Badai dan Yesus Yang Tertidur
Bacaan Injil hari ini Markus 4:35-41, mengisahkan tentang Yesus yang menghardik dan menenangkan badai. Markus menarasikan bahwa Yesus meminta para murid-Nya untuk bertolak ke seberang melalui danau Galilea. Di sini tampaknya penginjil Markus yang bermentalitas Yahudi berbicara tentang danau Galilea sebagai laut, gambaran tempat yang amat menakutkan. Faktanya memang danau Galilea sering dilanda badai dan ombak-ombaknya bergelora begitu dahsyat. Angin yang datang dari sebelah Laut Tengah dan dari Gurun Siria memperkuat daya badai di danau itu.
Beberapa Murid Yesus mengenal Danau Galilea dengan baik dan mereka biasa menghadapi bahaya air. Akan tetapi yang mereka yang alami pada malam itu tampaknya badai yang amat dahsyat. Gawatnya, Penginjil Markus menggambarkan situasi itu lewat ungkapan “ombak menyembur, perahu penuh dengan badai” (Mrk. 4:37). Namun yang menarik dalam kisah ini ialah bahwa di tengah badai yang hebat itu Yesus malah tertidur. Para murid menegurnya dan berkata, “tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa? atau Sedang tidurkah Engkau Tuhan?” (bdk. Mrk. 4:38). Seakan-akan tampak bahwa Yesus sengaja tidur sementara murid-murid-Nya bekerja keras menyelamatkan perahu dan nyawa mereka dari bahaya maut. Barulah setelah dibangunkan, Yesus menghardik angin dan danau menjadi tenang kembali.
Makna Kristologi
Perikop ini benar-benar menggambarkan pewartaan Allah dalam tindakan Yesus sekaligus menghantar kita pada pemahaman Kristologis Yesus. Di sini Yesus Kristus ditampilkan secara utuh sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia. Yesus yang tidur dan lelah bahkan hentakan perahu tidak membangunkan-Nya (Markus 4:38) adalah gambaran kemanusiaan Yesus yang sejati. Selain mengungkapkan kemanusiaan Yesus, perikop ini juga menyingkap dimensi keilahian-Nya. Yesus yang berkuasa penuh atas badai, hanya dengan satu kata badai menjadi reda dan laut menjadi tenang (Mrk 4:39), bila kita membacanya dalam konteks pemahaman Israel tentang Allah, maka jelas bahwa Dia-lah Allah karena berkuasa atas alam semesta.
Tuhan Tidak Tidur
Sahabat ClaretPath yang terkasih, harus kita akui bahwa masalah tidak pernah membedakan orang. Para murid yang ada bersama Yesus di atas kapal tidak mencegah badai menghantam mereka. Demikian pun dengan kehidupan kita. Menjadi pengikut Kristus yang saleh sekalipun tidaklah menjamin kita untuk tidak mengalami masalah dalam hidup. Ada begitu banyak badai yang senantiasa menghantam biduk di danau hidup kita: penyakit, masalah rumah tangga, relasi, pekerjaan, dan lain sebagainya. Di tengah badai penderitaan itu pun, terkadang kita juga tampak seperti para murid yang mengeluh dan kecewa dengan Tuhan. Kita merasa bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan “tidur”, Dia tidak peduli dengan kita. Hingga pada satu titik, kita kemudian memilih untuk berhenti, menyerah dan dengan penuh pesimisme berseru: “Tuhan, sedang tidurkah Engkau?”
Namun, melalui bacaan Injil hari ini kita telah ditunjukkan inilah jaminan iman kita: Tuhan tidak pernah membiarkan kita binasa karena badai persoalan. Tuhan mungkin tidak aktif dan hidup dengan cara yang dapat kita lihat. Namun, itu bukan berarti Dia “tertidur”, atau Dia tidak peduli. Kita harus percaya bahwa Dia maha mengetahui, hanya saja Dia menunggu kita sendiri memanggil-Nya. Itulah hukum yang Dia tetapkan di bumi ini: “Dan panggil aku di hari kesusahan; Aku akan membebaskanmu, dan kamu akan memuliakan Aku (Mazmur 50:15). Jika kita telah melihat bahwa dengan sepatah kata saja Yesus mampu mengendalikan badai, yakin dan percayalah juga bahwa Yesus pasti selalu ada untuk meredakan badai-badai yang ada dalam kehidupan kita. Semoga.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.