Minggu Pekan Biasa XXV
Bacaan I: Keb 2:12.17-20
Bacaan II: Yak 3:16-4:3
Bacaan Injil: Mrk 9:30-37
Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, salah satu penyebab persoalan dalam hidup kita adalah rasa tidak cukup. Kita sering tidak cukup dan puas dengan apa yang kita miliki saat ini dan selalu menginginkan sesuatu yang lebih. Jika rasa tidak cukup selalu mewarnai seluruh dinamika hidup kita, maka kita mungkin terus menciptakan masalah bagi diri kita dan juga orang lain. Persis bacaan-bacaan pada hari ini mengisahkan kepada kita, bagaimana manusia menciptakan persoalan dari hasrat kerakusannya.
Bacaan pertama mengisahkan kepada kita orang fasik yang memandang orang baik sebagai pengganggu hidup mereka. Orang baik dianggap sebagai pengusik rencana mereka; rencana kejahatan. Dalam bacaan kedua, Rasul Yakobus mengatakan datangnya sebuah sengketa berasal dari hawa nafsu yang saling bergulat dalam diri manusia. Sedangkan dalam bacaan Injil, Yesus memberi jawaban, agar siapa yang mau menjadi yang terdahulu haruslah menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan bagi semua orang. Menjadi pelayan dengan belajar ketulusan dari sosok anak kecil.
Ketiga bacaan hari ini memberi kita pemahaman bahwa, sikap tamak dan rakus dalam diri kita menghadirkan percecokan di antara kita. Sikap itu juga menghambat melihat hal baik dalam diri orang lain. Tidak heran jika kita mungkin menghalakan segala cara demi kepentingan diri sekali pun itu merugikan bahkan membunuh orang lain.
Sahabat Pena Claret yang terkasih, realitas zaman ini menampilkan kepada kita bahwa kelemahan terbesar manusia terletak pada rasa tidak cukup dengan apa yang dimiliki. Selalu mencari lebih dan berusaha untuk selalu terlihat eksis di mata orang lain. Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain pun sering diabaikan dan menganggap bukan lagi menjadi hal penting. Mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri merupakan penyakit mematikan yang diderita oleh manusia zaman ini.
Sahabat Pena Claret yang terkasih. Pertanyaan reflektif untuk kita: apakah kita masih merasa belum cukup dengan apa yang kita miliki saat ini? Seorang filsuf Cina kuno pernah mengatakan “dia yang tahu bahwa cukup adalah cukup akan selalu cukup.” Kalimat ini mengajak kita untuk selalu merasa cukup dalam hidup kita. Memang dalam hidup keseharian, kita membutuhkan banyak hal. Tetapi kita perlu membedakan mana yang diprioritaskan dan yang tidak menjadi prioritas. Hari ini Tuhan mengajak kita untuk menilai diri kita dengan jernih, sehingga kita tidak masuk dalam jurang keserakaan. Menjadi pelayan bagi sesama, maka orang lain juga akan melayani kita. Menghargai orang lain, maka orang lain pun akan menghargai kita. Dekatkan diri kita pada Tuhan agar Ia memberi kekuatan melawan sikap tamak serakah yang ada dalam diri kita. Sebab sesungguhnya orang yang miskin bukanlah dia yang tidak memiliki harta, tetapi yang tidak pernah merasa cukup dan tidak tahu bersyukur atas apa yang ia miliki. Tuhan memberkati.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.