Hari Rabu Pekan Biasa Ke-XXII, 31 Agustus 2022
- Bacaan I: 1 Kor. 3:1-9
- Bacaan Injil: Luk. 4:38-44
ClaretPath.Com-Tempat Beroleh Sembuh dan Selamat
Abad pencerahan merupakan abad revolusi pemikiran. Theosentris bergeser menjadi Antoposentris. Tuhan tidak lagi menjadi sentral bagi para pemikir dan ilmuwan. Mereka memusatkan perhatiannya pada manusia. Bukan lagi pada Tuhan. Sejak saat itu, Anti-theis mulai bermunculan. Kritik dan kesangsian pada agama dan tuhannya pun mulai bertumbuh. Para pemikir melepas harapannya kepada Tuhan. Bahwasannya Tuhan bukan sebagai pencipta, awal-akhir hidup manusia. Bahkan bagi Nietzsche, “Tuhan telah mati”. Selain itu, bagi Sartre, seorang filsuf eksistensialisme, manusia ada karena keterlemparan bukan karena Tuhan. Singkatnya bahwa Tuhan bukan lagi menjadi locus bagi para pemikir dan ilmuwan untuk berharap. Ia bukanlah sebuah ‘tempat’ untuk beroleh sembuh dan selamat. Tetapi lebih kepada proses akal budi mereka.
Namun demikian, situasi aktual tersebut menjadi sinyal bagi umat beriman untuk tetap bertahan di dalam imannya akan Kristus. Di mana hingga saat ini, orang beriman tidak punah. Mereka tetap eksis. Kendati di tengah maraknya teknologi dan hasil temuan para ilmuwan lainnya yang menggoyahkan iman umat Kristen, dan bentuk pemikiran para filsuf, dan lain sebagainya. Allah tetap menjadi sumber dan puncak hidup umat Kristen. Dan itulah yang diharapkan dari setiap kita. Meskipun iman kita sedang “sakit”. Allah harus tetap menjadi tempat kita berharap. Tempat kita beroleh sembuh dan selamat. Bukan manusia.
Sembuh dan Selamat
Sebagaimana bacaan Injil hari ini, mertua Simon Pertus dan orang-orang lainnya datang pada orang yang tepat. Di tengah sakit demam yang dideritanya, ibu mertua Simon Petrus tidak gegabah untuk mencari pertolongan, namun ia datang kepada Yesus karena Ia percaya bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk menyembuhkannya. Yesus adalah ‘tempat’ yang tepat baginya untuk beroleh sembuh dan selamat. Yang mana kuasa itu datang dari Allah sendiri. Begitu pun dengan orang-orang lain. Di mana mereka pun mengalami situasi yang serupa, yakni penyembuhan. Dengan itu, semakin jelas bahwa Yesus menjadi tempat yang tepat bagi kita untuk sembuh dari sakit. Entah itu sakit iman, maupun sakit fisik-psikis.
Berkaitan dengan itu pula, kita pasti mengenal Pesulap Merah. Yang saat ini sedang viral di sosial media. Di mana dengan ketangguhannya, ia menentang para dukun yang merugikan masyarakat Indonesia. Namun, salah satu hal yang menarik di sana, bahwa ia juga mengkritisi masyarakat Indonesia yang lebih percaya dukun dibandingkan Tuhan. Mereka selalu datang kepada para dukun untuk memperoleh kesembuhan. Alhasil, mereka pun rupanya di-prank. Dengan demikian, kita tahu bahwa manusia tidak bisa melampaui Tuhan. Manusia akan tetap menjadi manusia. Meskipun kita mencoba untuk men-tuhan-kan diri.
Para sahabat sekalian, penting bagi kita untuk merefleksikan ini. bahwasannya Tuhan lebih berkuasa dari manusia. Manusia adalah ciptaan Tuhan semata. Hal-hal diluar nalar bahkan penyembuhan bersumber dari Tuhan. Meskipun ada sekelompok orang yang mampu menyembukan sesamanya, itu merupakan berkat bantuan Tuhan. Berkat intervensi dari Tuhan. Karena itu, di dalam situasi apa pun, entah itu sakit iman, fisik, maupun psikis, Tuhan menjadi tempat yang tepat bagi kita untuk berharap. Tempat bagi kita untuk memperoleh kesehatan dan keselamatan selamanya. Amin.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.