ClaretPath.com – Tegar Menghadapi Penderitaan
Rabu, 29 Mei 2024, Pekan Biasa ke VIII
Bacaan I: 1 Petrus 1:18-25
Bacaan Injil: Markus 10:32-45
Sebagai seorang pengikut Kristus, seberapa menakutkan penderitaan bagi kita? Banyak orang di sekitar kita menjalani hidup dengan penuh ketakutan. Hal ini terjadi karena mereka menganggap penderitaan sebagai sesuatu yang sangat besar dan tidak ada solusi. Oleh karena itu, mereka melarikan diri dari kenyataan dan menyembunyikan diri.
Yesus yang mau menderita
Bacaan Injil hari ini mengisahkan para murid yang merasa takut dan gentar ketika memasuki Yerusalem. Lalu bagaimana dengan Yesus? Yesus tahu bahwa Ia akan menghadapi momen yang sangat penting bagi hidup-Nya dan bahkan menguatkan para murid-Nya (Markus 10:33-34). Ia berkata, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhkan Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.” Yesus menjalani apa yang menjadi tujuan-Nya, yaitu untuk menyelamatkan manusia. Dan tidak hanya sampai pada kematian, tetapi dengan kasih Bapa, Ia bangkit dari antara orang mati. Hal ini menjadi pokok iman Kristiani.
Murid mengikuti Yesus yang menderita
Salib adalah lambang penderitaan. Penderitaan merupakan panggilan untuk mengikuti Kristus. Sebagai orang beriman, penderitaan adalah jalan pemurnian. Penderitaan seringkali merupakan sarana untuk pemurnian dan penguatan iman. Melalui penderitaan, kita dapat mengalami pertumbuhan rohani, kedewasaan iman, dan kesadaran yang lebih dalam akan kehadiran Tuhan. Penderitaan bisa menjadi kesempatan untuk merefleksikan kelemahan diri dan mengandalkan kekuatan Tuhan.
Yesus mengajak kita untuk menjadi orang yang membuka hati untuk lebih berempati dan berbelas kasih terhadap penderitaan orang lain. Pengalaman penderitaan pribadi membuat seseorang lebih peka terhadap kebutuhan dan kesakitan sesama, mendorong tindakan kasih yang nyata. Penderitaan menyadarkan kita untuk selalu tergantung pada Allah melalui doa dan tindakan kita setiap hari.
Pesan untu tegar menghadapi penderitaan
Yesus memberikan teladan sejati kepada para murid tentang bagaimana semestinya bersikap di hadapan ancaman penderitaan. Ia tidak lari dari penderitaan, tetapi menghaddapinya. Tuhan selalu memimpin dan menddaping kita unutk melewati masa-masa sulit. Dia meminta kita untuk tetap bertahan dan Dia akan mendahului kita. Ia sudah memberikan teladan yang sejati. Tuhan selalu hadir bersama kita dan menjadikan kita kuat serta merasa tentram. Semoga rahmat Tuhan menguatkan kita.
Mahasiswa Univeritas Sanata Dharma Yogyakarta. Kelahiran Manggarai, NTT. Pegiat teknologi dan media.