Siapakah yang Terbesar dalam Kerajaan Surga?

Oleh Davitus Madu

Kerajaan Surga
Gambar: Ilustrasi Anak Kecil sebagai Model Kerajaan Surga

Hari Selasa Pekan Biasa Ke-XIX, 9 Agustus 2022 – Siapakah yang Terbesar dalam Kerajaan Surga

  • Bacaan I: Yeh. 2:8-3:4
  • Bacaan Injil: 18:1-5. 10. 12-14

ClaretPath.com-Saya ingin memulai renungan singkat ini dengan sebuah pengalaman sederhana. Saat masih kecil, saya suka membanding-bandingkan kegantengan dan kecantikan seseorang dengan yang lain. Biasanya untuk menentukan siapa yang paling ganteng dan cantik, saya meminta pendapat dari kakak perempuan saya.

Menariknya, ia selalu menjawab bahwa tidak ada yang lebih ganteng atau cantik. Semua sama! Karena jawaban itu, saya pun berhenti bertanya-tanya lagi perihal kegantengan maupun kecantikan kepadanya.

Kisah kecil ini sebenarnya mau menunjukkan bahwa dalam diri kita, ada sebuah kecenderungan untuk membanding-bandingkan antara orang yang satu dengan yang lain. Perbandingan ini di satu sisi memiliki nilai positif. Namun di sisi lain justru melahirkan clusters tertentu dalam kehidupan sosial. Ada kelas penguasa dan ada juga yang dikuasai. Ada kelas kaya dan miskin, dan sebagainya.

Baca juga :  Melanggar Sabat

Tindakan komparatif ini bukan baru muncul pada zaman sekarang. Namun kebiasaan ini sudah muncul sejak awal. Para murid Yesus pun melakukan hal ini.

Penginjil Matius hari ini menampilkan kepada kita bagaimana para murid jatuh dalam kebiasaan membanding-bandingkan. Hal ini secara tidak langsung tergambar dalam pertanyaan para murid, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?”

Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan ini. Yesus menggunakan dua hal untuk menjawab pertanyaan para murid itu.

  • Pertama, Ia malah memanggil dan menempatkan anak kecil di tengah-tengah Para Murid dan berkata, “Jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat 18:3)
Baca juga :  Keunikan Orang Buta |Renungan Harian

Yesus menggunakan seorang anak kecil ini untuk mematahkan disorientasi kepengikutan para murid-Nya, yakni mencari kuasa. Ia sengaja menempatkan dan menjadikan anak kecil sebagai model supaya para murid mengerti bahwa mereka terpanggil bukan untuk mejadi seorang penguasa. Sebaliknya, Yesus mengajak mereka untuk menjadi seperti seorang anak kecil yang selalu bergantung pada kedua orang tuanya. Artinya, Yesus mengundang mereka untuk bergantung sepenuhnya pada Allah. Sebab hanya Allah sajalah yang memiliki kuasa untuk mengatur hidup manusia.

Ia sengaja menempatkan dan menjadikan anak kecil sebagai model supaya para murid mengerti bahwa mereka terpanggil bukan untuk mejadi seorang penguasa. Sebaliknya, Yesus mengajak mereka untuk menjadi seperti seorang anak kecil yang selalu bergantung pada kedua orang tuanya.

(Inilah Alasan Mendasar Anak Kecil menjadi Model Kemuridan Kita)

Tugas kita hanyalah memberi diri dengan segala yang kita miliki ke dalam Penyelenggaraan Ilahi-Nya. Sambil kita berusaha mewujudkan apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita. Dengan demikian, kita akan mendapat bagian dalam Kerajaan surga kelak.

  • Setelah Yesus meluruskan orientasi para murid-Nya, Ia memberikan perumpamaan tentang domba yang hilang. Ini adalah jawaban kedua atas pertanyaan para murid.
Baca juga :  Yesus Itu Enigmatis

Hemat saya, Yesus menceritakan perumpamaan ini dengan maksud menunjukan kepada para murid bahwa di mata Allah semua manusia adalah sama. Allah tidak mengenal kelas-kelas pembeda yang dibuat manusia untuk memisahkan yang unggul dan yang tidak unggul.

Semua kita berharga di mata Allah. Karena itu, kita diajak untuk tidak membeda-bedakan antara di satu dengan yang lainnya. Sebaliknya, kita diajak untuk merangkul sesama sebagai saudara yang secitra dengan Allah.

Semoga!

Penulis: Davitus MaduEditor: Admin