Serpihan Bulan Claret dari Tanjakan “Nunu Amasat”

Serpihan Bulan Claret dari Tanjakan “Nunu Amasat”
Picture from ClaretPath.com. Fotographer by R. Maryono Paing
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.29-2
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.27-2
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.25-2
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.55-2
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.56-2
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.57-2
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.29-1
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.55-1
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.27-1
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.56-1
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.57-1
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.25-1
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.22
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.17
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.20
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.25
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.27
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.29
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.56
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.55
WhatsApp-Image-2023-10-05-at-16.49.57

ClaretPath.com – Serpihan Bulan Claret dari Tanjakan “Nunu Amasat”

Dalam rangka memeriahkan Bulan Claret tahun ini, komunitas Novisiat Benlutu-Soe, TTS menggelar beragam kreativitas dan kegiatan. Seluruh kegiatan ini diawali dengan opening ceremony yang dilangsungkan di halaman “Patung St. Antonius Maria Claret pada Senin, 2 Oktober 2023. Di samping para anggota komunitas, turut hadir puluhan umat Paroki St. Vinsensius a Paulo Benlutu. Seremoni bertajuk “Berakar dalam Kristus bersama Maria dan Claret” dimulai pada pukul 16.00 WITA.

Baca juga :  Kok Ada Baptisan Bayi?

Bruder Paulus Besin Manek, CMF dipercayakan oleh komunitas untuk menjadi pembina upacara. Dalam amanatnya, misionaris bruder ini mengemukakan pentingnya sosok Maria dan Claret dalam perjalanan hidup dan iman umat saat ini. “Kita diajak untuk selalu meminta Maria dan Claret menemani kita selama bulan suci ini,” tandasnya.

Claret dalam Balutan Busana Daerah

Upacara dilangsungkan dalam nuansa keanekaragaman budaya. Hal itu tampak dalam busana bermotif budaya daerah seperti sarung, selendang, dan destar yang dikenakan pada Patung Claret. Melalui busana daerah tersebut, Komunitas Novisiat hendak menampakkan kekhasan misionaris Claretian-sebagaimana Claret sendiri-yang selalu terbuka dan inklusif terhadap budaya manapun. “Budaya ini adalah representasi kebudayaan lokal dari para penghuni Komunitas Novisiat. Dengan ini, menjadi nyata bahwa Claretlah yang menyatukan kami meskipun kami berasal dari ragam budaya yang berbeda,” ungkap Novis Guntur selaku MC dalam opening ceremony.

Sinodalitas

Kehadiran para Umat Allah sekitar komunitas menandakan keterbukaan dan ikhtiar Para Misionaris Claretian untuk berjalan bersama mereka dalam merayakan Bulan Claret tahun ini. Pesta Claret bukan hanya perayaan komunitas novisiat melainkan juga perayaan umat Paroki Benlutu. Tambahan pula, seluruh rangkaian kegiatan selama bulan Claret ini dirancang oleh para novis yang sedang menjalani formasi tahap inisiasi di komunitas ini.

Baca juga :  Amo Sipri dan Konsep Kebahagiaan