Salah Ajak Teman Gosip

Picture by: No Filter

Sabtu Pekan Biasa XIX

Bacaan Injil: Luk 13:1-9

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih. Kita sering memberi komentar terhadap sesuatu. Terlebih kita cenderung mengomentari kehidupan orang lain, dalam hal yang baik atau pun dalam hal yang buruk. Gosip kadang menjadi hal menarik yang menghidupkan suasana sebuah pertemuan, perkumpulan atau sekadar duduk cerita bersama. Kadang masalah yang orang lain hadapi seolah menjadi tanggung jawab kita untuk mengomentarinya. Kita mungkin lupa bahwa orang yang menghadapi masalah sedang dalam tahap penderitaan. Kita terus menceritakan keburukannya dan hal itu seolah menjadi tema menarik yang perlu dibahas. Manusia adalah pencipta cerita yang paling baik. Manusia adalah penggosip.  

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Manariknya, bacaan Injil hari ini menampilkan kepada kita sikap Yesus dalam menghadapi penggosip. Ada beberapa orang datang kepada Yesus, mereka menceritakan tentang orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus. Darah orang-orang Galilea itu tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan (Bdk Luk 13:1). Itensi cerita mereka adalah agar Yesus membicarakan tentang dosa yang dilakukan oleh orang-orang Galilea itu. Tetapi Yesus malah memberikan pertanyaan sederhana kepada mereka, “Sangkamu orang-orang Galilea ini, lebih besar dosanya dari semua orang Galilea yang lain” (Luk 13:2)? Yesus menambahkan pertanyaan reflektif kepada mereka, “Sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem” (Luk 13:4)?

Baca juga :  Narasi Suci untuk Gadis Nazaret

Beberapa orang yang datang kepada Yesus salah pilih teman gosip. Mood cerita mereka runtuh karena Yesus tidak tertarik membicarakan kesalahan orang. Menuduh orang yang mati tragis, dibunuh, atau terkena musibah semua adalah akibat dosa berat. Mereka salah mengajak teman gosip. Mereka ‘dikonferensi’ Yesus. Pada akhirnya, Yesus mengajak mereka untuk bertobat, jika tidak mereka pun akan binasa.

Baca juga :  Kasih: Tolerasi dan Solidaritas

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk jangan menilai sepintas musibah yang dialami oleh orang lain. Tidak semua musibah, penderitaan, kegagalan yang dialami setiap orang adalah akibat dosa. Yesus mengajak untuk menjadikan masalah yang dihadapi orang lain sebagai cermin bagi kita dalam memperbaiki diri. Tidaklah pantas kita menceritakan keburukan orang lain, membuat mereka yang menderita menjadi semakin menderita.

Sahabat Pena Claret yang terkasih, jika kita terlalu sibuk menilai orang lain kapan kita menilai diri sendiri? Kita mungkin terlalu sering menggosipkan kehidupan orang lain, sampai lupa memberi kritik, membenah diri kita sendiri. Perlu kita sadari bahwa masalah yang terjadi pada orang lain tidak otomatis menggambarkan dosa dan kesalahannya. Kita perlu mengambil makna dari masalah orang lain, memupuk diri kita agar lebih banyak membuahkan kebaikan.

Baca juga :  Apakah Kamu Tanah Yang Baik?

Kita mungkin berdosa, bahkan dosa kita lebih besar dari pada dosa orang yang sedang ditimpa musibah, hanya kita cenderung menceritakan dosa orang, menutupi dosa kita. Kita lebih mudah menilai, melihat kesalahan orang lain. Jika kita sudah menyadari bahwa kita berdosa, kita diberikan kesempatan untuk memupuk diri menjadi lebih baik. Tuhan memberikan kita kesempatan kedua, membenah diri menjadi lebih baik. Memberi kesempatan setahun lagi bagi kita, mencangkul tahan di sekitar pohan ara dan memberi pupuk kepadanya. Semoga kita semakin subur dalam iman. Tuhan memberkati.