Rekoleksi SMPK St. Yoseph Noelbaki di Belo

Tema Rekoleksi: Allah Menyertaiku

Rekoleksi

ClaretPath.com – Belo, Kupang. Menjelang ujian, siswa kelas 9 SMPK St. Yoseph Noelbaki mengadakan rekoleksi di Biara Susteran SSpS Belo. Rekoleksi ini terjadi pada 2-3 Maret 2024, dengan tema “Allah Menyertaiku”.

Pendamping rekoleksi tersebut adalah P. Metodius Manek, CMF, yang terkenal dengan sapaan Pater Todi. Ia adalah seorang misionaris Claretian yang sedang berkarya di Komunitas Pra Novisiat Claret (PNC) Kupang.

Dalam rekoleksi ini, Pater Todi mengajak para siswa untuk menerima diri mereka masing-masing sebagai berkat. Berdasar pada pengalaman hidup Musa di dalam Kitab Suci (Kel 3-4), para siswa belajar menanggapi panggilan Tuhan.

Dalam narasi biblis tersebut, Musa yang pada awal panggilannya merasa takut dan tidak percaya diri menanggapi panggilan Tuhan, akhirnya menerima panggilan tersebut karena Tuhan meyakinkannya bahwa Dia akan selalu menyertainya. Kenyataan biblis ini hendaknya menjadi cermin bagi para siswa untuk menata masa depan dan panggilan hidup mereka masing-masing.

Setiap siswa perlu membangun kesadaran bahwa apapun tampilan diri dan kapasitas yang mereka miliki, Allah selalu menyertai mereka. Pater Todi menegaskan, Allah menyertai manusia bukan karena dia memiliki segudang prestasi atau kapasitas yang menonjol, melainkan Allah menyertai karena Allah mencintai manusia.

Baca juga :  Misionaris itu Pemabuk atau Pesulap?

Tuhan tidak pernah membeda-bedakan, siapa yang unggul dan siapa yang tidak unggul. Oleh karena itu, Pater Todi mengajak semua siswa SMPK St. Yoseph Noelbaki agar tetap percaya diri dalam setiap perjuangan mereka, terutama dalam studi, karena Allah senantiasa menyertai mereka sehingga tidak mungkin berjuang sendirian.

Musa Selalu Menolak, Allah Tetap Mengutus

Pengalaman panggilan awal Musa membuktikan hal tersebut. Ketika Musa dipanggil Allah melalui peristiwa semak duri yang menyala (lih. Kel 3-4), Musa selalu mengelak dan tidak mau menerima tanggung jawab dari Allah karena merasa tidak mampu.

Ketika Tuhan mengutus Musa untuk kembali ke Mesir untuk membawa keluar orang Ibrani dari perbudakan Firaun di Mesir, tanggapan awalnya demikian: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (lih. Kel 3:11). Menariknya, Allah meyakinkannya dengan bekata: “Bukankah Aku akan menyertai engkau?” (lih. Kel 3:12).

Allah ingin agar Musa yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan dia dalam tugas perutusannya. Akan tetapi, Musa selalu mengelak dan menolak. Namun, Allah tiada hentinya meyakinkannya bahwa Ia akan selalu bersamanya.

Baca juga :  Ruang Batin dan Seni Bereksistensi

Musa meminta bukti lebih bahwa Allah menyertainya, mengantisipasi jika orang Israel meminta bukti bahwa dia telah berjumpa dengan Tuhan. Allah tetap konsisten memberikan tanda penyertaan-Nya.

Musa meminta nama Allah yang mengutus-Nya, Allah memberitahukan (Lih. Kel 3:13-22). Musa meminta tanda penyertaan, Allah membuktikan. Allah menjadikan tongkat penggembalaan kambing domba mertuanya Yitro sebagai tongkat kepemimpinan dan mengadakan mukjizat-mukjizat (lih. Kel 4:2-5, 17).

Ketika Musa mengeluh tidak pandai berbicara, Allah menanggapi dengan menyadarkan Musa bahwa Dialah yang menciptakan lidah manusia. Bahkan, Allah meyakinkannya bahwa Ia akan menyertai lidahnya dan mengajarkannya berbicara (lih. Kel 4:10-12).

Tidak cukup di situ! Ketika Musa sungguh menolak untuk menerima perutusan Tuhan, Allah memberikannya seorang rekan, yakni Harun, kakaknya yang pandai berbicara (lih. Kel 4:13-17).

Allah Menyertaiku

Berkaca pada pengalaman Musa tersebut, Pater Todi meyakinkan semua siswa Kelas 9 SMPK St. Yoseph Noelbaki, Allah menyertai manusia tiada batasnya. Allah tidak pernah memperhitungkan seberapa besar prestasi kita. Ia juga tidak membeda-bedakan siapa saja yang mempunyai kapasitas yang menonjol.

Baca juga :  Amo Sipri dan Konsep Kebahagiaan

Allah menyertai kita karena satu motivasi murni, yaitu Ia mencintai kita. Oleh karena itu, dalam setiap pergulatan kita, janganlah kita menyerah hanya karena kita kurang berprestasi atau tidak memiliki kapasitas yang menonjol.

Rekoleksi kali ini sungguh mau menyadarkan para siswa agar selalu berkata pada dirinya: “Allah menyertaiku!” Dengan demikian, mereka akan senantias bersemangat dalam belajar. Setiap kesulitan tidak akan menyurutkan gairah perjuangan mereka.

Semuanya ini terjadi karena setiap siswa yakin bahwa Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Dialah Allah yang selalu menyertai, seperti yang pernah dilakukan-Nya untuk Musa, yang selalu merasa tidak mampu dan tidak pandai berbicara.

Puji Tuhan! Semua siswa SMPK St. Yoseph Noelbaki kembali ke rumah masing-masing dengan keyakinan tersebut. Hal ini terjadi karena rahmat Tuhan yang diterima melalui berbagai dinamika rekoleksi yang mendalam dan dikemas secara kreatif oleh Pater Todi bersama para guru SMPK St. Yoseph Noelbaki.

Penulis: Todi Manek, CMFEditor: Admin