Hari Kamis Pekan Biasa Ke-XVIII, 04 Agustus 2022 – Petrus Kena Batu-Nya
Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney
- Bacaan I: Yer. 31:31-34
- Bacaan Injil: Mat. 16: 13-23
ClaretPath.com – Hati berbunga-bunga. Semuanya tampak begitu indah. Burung-burung dan kupu-kupu beterbangan kian kemari. Sayap-sayap indah dan nyanyian merdu mereka, menjadi perias cantik taman bunga hati yang sedang bermekaran itu. Semuanya menari dan bernyanyi riang memuji Sang Pemilik Taman. Itulah situasi batin Simon Petrus. Pasca ungkapan imannya akan Kristus sebagai Mesias; Anak Allah yang hidup, Simon bin Yunus menjadi murid pertama yang berbahagia di hadapan Allah.
Kebahagiaan Petrus tampak dengan keterpilihannya sebagai fondasi bagi bangunan Allah, yakni gereja. Yesus memilih Petrus menjadi alas bagi bangunan Rumah-Nya, sebab Ia sendiri telah menggelarinya dengan sebutan batu karang. Batu karang adalah cerminan keteguhan iman Petrus akan Kristus. Batu karang menjadi batu pertama Yesus kenakan pada Petrus. Dan atas keterpilihannya itu, Petrus pun berhak memegang kunci kerajaan surga. Ini tentu bukan sebuah prestasi manusia belaka melainkan lebih sebagai sebuah kepercayaan. Karenanya, Petrus dan siapa saja yang mengalami hal serupa dipanggil untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan penuh tanggungjawab.
Batu kedua; batu sandungan. Sifat dari jenis batu ini adalah selalu berusaha mempersulit hingga berambisi menggagalkan misi maupun cita-cita seseorang. Karena bertendensi negatif maka Yesus pun tidak tanggung-tanggung menyebut Petrus sebagi iblis. Petrus pun mengalami sebuah transisi. Transisi nama. Petrus yang tadinya dijuluki sebagai batu karang kini berganti nama menjadi batu sandungan, penghambat. Ia yang tadinya dipuji Tuhan oleh karena imannya, kini harus diomeli oleh Tuhan sendiri oleh karena kesembronoannya. Lagi-lagi, Petrus kena batu-Nya.
Batu Karang dan Batu Sandungan
Batu karang adalah gambaran karakter orang yang kuat, kokoh dan tidak mudah goyah. Tempat berlindung yang aman tatkala badai mengancam. Karenanya ia pantas dan tepat bila dijadikan sebagai fondasi bagi sebuah bangunan. Akan tetapi, perlu juga disadari bahwa batu karang itu bentuknya agak berduri, kasar dan tidak rata sehingga ia pun berpeluang melukai orang lain bahkan diri sendiri. Terutama mereka yang tidak cukup kuat berjalan maupun berdiri di atasnya. Itulah gambaran karakter orang yang memiliki semangat hidup yang sama seperti batu karang.
Sementara itu, batu sandungan adalah gambaran karakter orang yang selalu iri dan tidak senang melihat orang lain terus berjalan mendekati garis akhir. Ia selalu merasa risih dengan kesuksesan orang lain. Terganggu dengan prestasi sesamanya. Meski bentuknya kadang rata, halus dan tampak tidak akan menyusahkan, ia tetap memiliki sisi gelapnya tersendiri. Seperti; melemahkan motivasi orang lain, mempersulit kemajuan sesamanya dan berusaha untuk menang sendiri. Alih-alih menaruh perhatian terhadap sesamanya ia malah menancapkan pelbagai onak dalam tubuh sesamanya. Karena itu, teruslah awas diri terhadap orang-orang yang demikian.
Kedua batu yang Yesus kenakan pada Petrus ini amat menarik untuk dibatinkan lebih jauh secara pribadi. Terlebih keduanya bukan saja dialamatkan kepada Petrus seorang diri tapi juga kepada kita semua. Karena itu, tidak perlu mencari-cari alasan untuk meluputkan diri dari ‘bebatuan’ Tuhan ini sambil melabeli orang lain dengannya. Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah melihat kembali ke dalam diri dan mengintrospeksi diri. Termasuk jenis batu yang manakah saya? Batu karang atau batu sandungan?
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.