Sabtu Pekan Biasa XX
Bacaan Injil: Matius 23:1-12
Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih. Jumpa lagi di akhir pekan yang cerah. Sebelum kita bertolak lebih dalam bersama Sabda Allah, mari kita senyum sebentar. Pasti senyum kalian manis banget. Ahh! Kita cukup dulu basa-basinya. Mari kita mulai bertolak bersama Sabda Allah.
Kita memulai renungan ini dengan sebuah pengalaman. Ketika pertama kali ke Yogyakarta, saya tidak mengerti satu kata pun dalam Bahasa Jawa. Dalam sebuah kesempatan, ketika bercerita bersama seorang teman cewek tentang kemampuan saya dalam bernyanyi dia mengucapkan satu pepatah Jawa yang tidak saya mengerti waktu itu. Bunyinya kira-kira demikian “gajah diblangkoni, iso kojag ora iso nglakoni.”
Saya pun terus bertanya dalam hati, apa sih arti kalimat itu? Di kemudian hari saya baru mengerti bahwa ungkapan itu ditujukan kepada seseorang yang hanya bisa berbicara tetapi tidak bisa bertindak. Dalam dunia anak milenial biasanya disebut cuma ngomong doang.
Baca Juga :
Dalam kehidupan kita sehari-hari orang lebih sering berbicara daripada bertindak. Bacaan Injil hari ini kurang lebih sedikit memberi kritikan terhadap hal itu. Kita sering terjebak dalam kata-kata manis, sementara tindakan kita tidak sesuai dengan kata-kata yang diungkapkan. Kita bisanya ya ngomong doang.
Iwan Fals, seorang penyanyi legendaris Indonesia pernah berkata demikian “Buktikan! Buktikan! Kalo hanya ngomong, burung Beo pun bisa.” Kata-kata ini mungkin sangat mengganggu telinga kita. Namun, terkadang kita terjebak dalam keadaan demikian. Yesus ingin agar kita lebih banyak bertindak daripada berbicara.
Di sini Yesus tidak hanya mengkritik orang-orang yang hanya suka ngomong doang. Dia juga memberikan jalan bagaimana kita dalam menghadapi orang-orang yang demikian. Yesus mengajak kita untuk tidak memperhatikan tindakan orang-orang demikian. Kita ikuti saja apa yang dikatakan. Kita bukan hakim bagi tindakan orang lain. Kita adalah hamba dari kata-kata baik yang orang lain sampaikan.
Sebelum mengakhiri celoteh singkat ini, mari kita hening sejenak sambil bertanya, jangan-jangan saya juga orang yang suka ngomong doang. Kalau sudah dapat jawabannya, silahkan senyum lagi dan buat komitmen untuk hidupmu di masa depan. Jangan bilang ke siapa pun jawaban dan komitmenmu itu. Cukup kamu dan Tuhan yang tau.
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, program studi Filsafat Keilahian. Pengagum karya Tere Liye. Berasal dari kota Karang, Kupang, NTT.