ClaretPath.Com–Mereka Kehabisan Anggur
Hari Sabtu, 7 Januari 2023
Bacaan I: 1 Yoh. 5:14-21
Bacaan Injil: Yoh. 2:1-12
Para penikmat Sabda Allah yang dirahmati, pernahkah anda merasa lelah setelah melakukan sebuah perjalanan? Apalagi perjalanan itu menyita waktu yang tidak sedikit. Misalnya, perjalanan dari Kupang ke Atambua menggunakan Bus. Pada umumnya, setelah melakukan perjalanan panjang, kita memilih untuk beristirahat sejenak dan memulihkan tenaga sebelum melakukan aktivitas selanjutnya. Hal serupa terjadi pada diri Yesus setelah berjalan dari Betania menuju Galilea (Yoh. 1:43). Setibanya di Galilea, jelang beberapa hari, Yesus menghadiri sebuah pesta pernikahan di Kana. Para murid dan Maria, ibu Yesus, turut hadir pada perayaan tersebut.
Saat perayaan itu sedang berlangsung, suatu peristiwa yang tidak mengenakkan terjadi. Tuan Pesta kehabisan anggur. Di tengah situasi seperti itu, Maria datang kepada Yesus dan berkata: “Mereka kehabisan anggur” (Yoh 2:3). Dalam tradisi orang Yahudi, menyediakan anggur dalam suatu perayaan merupakan sebuah kemestian. Terlebih dalam pesta pernikahan. Tentunya situasi “kehabisan anggur” itu akan memutihkan mata keluarga yang melantaskan pesta tersebut. Tuan rumah dan para pelayan tentu saja gelagapan, cemas dan merasa jengah terhadap para tamu akibat kehabisan anggur yang terjadi pada saat pesta sementara berlangsung. Kendati demikian, Yesus menunjukkan belas kasih-Nya kepada tuan pesta. Belas kasih pada akhirnya yang mengalahkan rencana awal-Nya sendiri saat IA merespon notifikasi ibu-Nya, Maria; perihal kehabisan anggur, “saat-Ku belum tiba” (Yoh 2:4).
Fides qua creditur merupakan sebuah sikap iman seseorang yang tampak saat berpapasan dengan pernyataan diri Allah (baca: revelasi/wahyu Allah) melalui pengalaman hidup hariannya. Contohnya seperti seseorang yang tengah menyampaikan keluh kesahnya kepada Tuhan (baca: Doa) dan menggantungkan harapan seutuhnya kepada kuasa Allah. Bobot iman yang Bunda Maria tampilkan sebagai tokoh protagonis dalam kisah ini sejatinya menyiratkan sebuah relasi inter personal dan kepercayaan yang total kepada Kasih Allah.
Pesan Mistis Maria
Perkataan Maria, “Mereka kehabisan anggur” (Yoh 2:3), merupakan manifestasi imannya kepada Yesus sebagai Allah yang mampu mengubah hal yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Dengan pesan singkatnya “Mereka kehabisan anggur” yang tampak ‘terabaikan’ oleh Yesus, Maria sungguh percaya dan tahu benar bahwa Tuhan Yesus akan menyelamatkan muka (baca: harga diri) si tuan pesta yang sedang kehabisan anggur sukacita. Maria percaya bahwa Yesus dapat membantu mereka terutama si tuan pesta keluar dari masalah dan kerisauan itu. Maria pun dengan penuh kepercayaan meninggalkan pesan mistis ini kepada para pelayan; “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh. 2: 5).
Mereka pun hanya melakukan apa yang Yesus katakan kepada mereka. Yesus meminta mereka untuk mengisi keenam tempayan kosong itu dengan air hingga penuh dan menyuruh mereka mencedok air dari dalam tempayan untuk dicicipi oleh si pemimpin pesta (lih. Yoh 2:5-8). Peristiwa Yesus mengubah air menjadi anggur dalam pesta pernikahan di Kana ini pun menjadi mukjizat pertama dan menjadi panggung pernyataan kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah.
Kecuali itu juga, menarik untuk kita mengingat kembali bahwa Maria mempunyai kekhasan tersendiri dalam merespon panggilan Allah. Maria merekomendasikan satu prinsip keberimanan kepada kita melalui pesta pernikahan di Kana tepat pada saat mereka kehabisan anggur, yaitu sikap percaya dan taat kepada Yesus, Putra Allah. Sikap ketetapan hati Maria melahirkan sebuah ketaatan yang mengajarkan kita akan prinsip; kesetiaan, komitmen dan arah hidup yang jelas. Maria pun menjadi prototipe bagi kita untuk senantiasa berharap kepada Tuhan kapan pun dan dalam situsi apa pun kita yang kita alami. Sebab pengharapan akan kuasa Tuhan bukanlah sebuah kesia-siaan. Semoga Rahmat Tuhan memberkati kita. Amin.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.