Mengeluh: Tanda Tidak Sadar, Allah Berjalan Bersama Kita

Picture by dirjie1.kokris.com

Senin Pekan Biasa XVIII

Bac I: Bil 11:4b-15

Bac Injil: Mat 14:13-21

Penaclaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, orang yang mempunyai tujuan hidup akan sangat mampu menerima semua situasi dalam hidupnya; entah itu situasi baik atau pun situasi buruk. Dalam kehidupan sehari-hari, kita kadang mengeluh dengan realitas yang kita hadapi. Kita kadang hanya ingin menerima sesuatu yang baik, tatapi menolak hal-hal yang kurang baik. Ketika situasi yang buruk terjadi dalam hidup, kita berpikir bahwa kita sedang diuji dan kadang merasa hidup ini tidak adil. Dalam situasi itu, kadang kita mempertanyakan keadilan Allah bagi hidup kita. Mengapa Allah membiarkan saya menderita seperti ini?

Sahabat Pena Claret yang terkasih. Kedua bacaan pada hari ini menunjukkan kepada kita sisi kelemahan manusia yakni kurang bersyukur dan selalu mengeluh. Dalam bacaan pertama kita melihat bangsa Israel mengeluh akan apa yang harus mereka makan. Mereka membanding-bandingankan situasi dan menolak realitas yang sedang mereka hadapi. Mereka tidak sadar bahwa Allah sedang berjalan bersama mereka dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Benar bahwa mereka membutuhkan makanan, tetapi kesalahan mereka adalah, tidak percaya bahwa Allah yang telah membebaskan mereka akan memenuhi segala kebutuhan mereka. Terkadang dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengeluh dengan apa yang kita peroleh. Kita merasa bahwa apa yang kita miliki saat ini tidaklah cukup untuk dinikmati. Hal ini mampu menutup mata hati kita untuk melihat kebaikan Allah yang selalu Ia berikan kepada kita. Sehingga membuat kita bersungut-sungut dan tidak bersyukur.

Baca Juga:

Roti Hidup: Bekal Menuju Keabadian

Dalam bacaan Injil kita melihat para murid mengeluh dengan kehadiran banyak orang yang mengikuti Yesus. Mereka khawatir akan situasi yang mereka hadapi sampai mereka lupa bahwa mereka ada bersama dengan Tuhan. Rasa khawatir yang ada dalam diri para murid menunjukkan bahwa mereka belum sungguh-sungguh merasakan kebaikan Allah.  Mereka lupa bahwa Tuhan yang ada bersama mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengkhawatirkan apa yang akan kita makan, apa yang akan kita pakai, dan apa yang akan kita peroleh. Kita lupa bahwa kita tidak hidup sendirian, kita lupa bahwa Allah selalu ada bersama-sama dengan kita. Ia melihat situasi yang kita hadapi, dan Ia tidak pernah membiarkan kita berjalan sendiri.

Baca juga :  Malaikat, Mengajak Memuji Tuhan

Kesulitan dalam hidup terasa paling berat bagi mereka yang selalu mengharapkan kebaikan dan kemudahan dalam hidup. Kalimat ini mengantar kita untuk memahami bahwa hidup akan terasa sulit apabila kita selalu mengkhawatirkan segala hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Kita diajak untuk jangan menuntut sebuah peristiwa agar terjadi sesuai dengan keinginan kita, tetapi kita harus meninginkan agar hidup terjadi seperti apa adanya dan kita akan merasa hidup kita baik adanya.

Baca juga :  Tuhan Tidur | Renungan Harian

Mengeluh tidak dapat menyelesaikan persoalan, malah mempersulit kita untuk berpikir terbuka dan menerima segala situasi. Kita cukup menjalani kehidupan kita dan percaya bahwa Allah selalu ada bersama-sama dengan kita. Ia yang selalu memperhatikan dan memenuhi kebutuhan kehidupan kita. Oleh karena itu, sebelum kita mengeluh akan apa yang kita miliki saat ini, ingatlah mereka yang tidak memiliki apa yang kita miliki. Ketika beban hidup membut kita mengeluh, pasanglah senyuman dan berterimakasihlah kepada Tuhan, karena kita masih hidup dan ada di dunia ini. Tuhan memberkati kita semua.

Baca Juga:

Sesama Sebagai Tuhan Yang Hadir