Mencari Tuhan Yang Hilang
Bacaan pertama: 1Yoh. 1:1-4
Bacaan Injil: Yoh. 20:2-8
Seorang perempuan yang berlari dengan hati penuh kegelisahan. Dalam setiap langkahnya, kerisauan terukir jelas di wajahnya. Perempuan ini bukan sembarang perempuan; ia adalah saksi hidup peristiwa besar dalam sejarah. Ia berlari-lari untuk bertemu Simon Petrus dan murid-murid lain.
“Tuhanku telah diambil orang dari kuburnya,” serunya dengan napas yang terengah-engah, dan kami, yang mendengarkan, ikut terbawa dalam kisah yang penuh misteri ini. Kata-kata itu, seperti serbuk yang memercik, menyebarkan kebingungan di antara para murid. Di balik raut wajah Maria, kita bisa membayangkan kebingungan dan ketidakpastian yang melanda.
Namun, seiring dengan kata-kata itu, terdapat lapisan kedalaman spiritual yang tak ternilai. Di balik kebingungan, kita dapat merasakan getaran kegembiraan dan harapan yang tumbuh subur. Kuburan yang kosong memang meninggalkan tanda tanya besar, tetapi juga membuka pintu bagi keajaiban yang tak terduga.
Tidak tahu di mana Tuhan diletakkan, kata Maria. Begitu dekat, namun tampak begitu jauh. Begitu nyata, namun seakan kabur dalam keagungan-Nya. Mungkin, dalam kebingungan itu, kita dapat menemukan diri kita sendiri. Mungkin, dalam ketidakpastian, kita dapat menemukan keyakinan yang lebih mendalam.
Kita diajak untuk menyelami realitas yang lebih dalam. Pertanyaan Maria menciptakan resonansi di dalam hati kita: Di mana Tuhan diletakkan? Kisah ini juga menawarkan jawaban: Tuhan yang tak terbatas hadir di mana-mana. Kuburan yang kosong adalah undangan bagi kita untuk mencari-Nya, bukan hanya di tempat-tempat yang nyaman, tetapi juga di dalam kegelapan dan ketidakpastian.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.