ClaretPath.com– Matamu dan Tapak Kakiku
Matamu dan Tapak Kakiku Pilu mengalir, menjerit menuju muara hati Sebilah pedang menusuk dalam, menyisakan luka dan duka Pendar pun berubah kelam dan sepi Kasih kini dibawa pergi duka menuju ruang tak bertuan Aku merana dalam diam Cahaya itu telah pamit tanpa menoleh Dan sayatan luka pun kian lebar Mimpi pun tinggal bayang-bayang kabur Tanpa ujung, tiada tepi Rindu pun memberontak sepi kelam Berteman malam pada pucuk gulita Pada berkas cahayanya, Kata-katamu kembali menari pada memori “Ada aku di antara bintang di sana” Kupalingkan wajah pada tingkap-tingkap cakrawala Dan di sana, pada jarak yang tak mungkin kugapai Aku melihat tanganmu yang keropos karena cinta Terima kasih karena tak menoleh walau siksa terus memanggil Terima kasih karena matamu melihat tapak-tapak kakiku. Hanya itu... By. Antenia Jelni Waruwu. Siswi XII IPA 2, SMA Negeri 11 Medan
Mahasiswa Filsafat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengagum absurditas Albert Camus