Rabu Pekan biasa III
Pesta St. Timotius dan Titus
Bacaan I : 2 Tim. 1:1-8
Bacaan Injil : Mark 4:1-20
PenaClaret.com – Sahabat Pena Claret yang terkasih, kehidupan yang kita alami sarat dengan berbagai hal yang harus kita hadapi. Kita tidak dapat memungkiri bahwa segala peristiwa yang kita alami membentuk kita secara bertahap. Peristiwa tersebut tidak terlepas dari kondisi atau situasi riil dalam hidup kita. Kepercayaan kita, pandangan, cara kita berpikir, cara kita berpendapat dan cara kita berperilaku sepenuhnya tidak lepas kaitannya dengan lingkungan atau situasi kita.
Kita bisa saja mengatakan bahwa hal yang kita alami tergantung konteks atau disesuaikan dengan konteks. Kita berada dalam sebuah kondisi di mana kita sedang dibentuk oleh orang lain atau membentuk orang lain. Sebuah situasi atau kondisi saling ketergantungan dalam sebuah lingkungan. Situasi yang kita alami membentuk pola pikir, kepercayaan, perilaku, atau bahkan iman kita.
Sahabat Pena Claret yang terkasih, bacaan Injil hari ini menyuguhkan sebuah perumpamaan menarik yang disampaikan oleh Yesus. Perumpamaan tentang seorang penabur. Ia menaburkan benih dan benih tersebut jatuh di empat tempat yang berbeda. Benih dalam artian ini adalah sabda Allah itu sendiri. Sabda Allah yang darinya iman kita bertumbuh. Ada benih yang jatuh di pinggir jalan, tanah berbatu, semak duri dan tanah yang subur. Setiap benih tumbuh atau tidak tumbuh sama sekali tergantung dari tempat di mana benih itu jatuh. Jika semakin baik tempat di mana benih itu jatuh, maka semakin besar pula kemungkinan baginya untuk tumbuh dengan subur.
Sabda Allah yang diwartakan pun diterima tidak hanya bergantung pada disposisi batin si penerima, tetapi juga bergantung pada lingkungan atau situasi si penerima. Sebagaimana yang diperjelas oleh Yesus, ada benih yang langsung diambil oleh Iblis, ada pula yang tidak berakar lantaran adanya penganiyaan atau kekuatiran akan hal-hal duniawi. Mungkin saja si penerima ingin segera percaya, namun intimidasi dunia dan kekuatiran yang merundung segera memadamkan kepercayaan tersebut.
Kita tidak bisa melulu melepaskan seseorang untuk berkutat sendirian dalam menopang imannya. Kita mesti saling mendukung dalam setiap situasi atau kondisi yang kita alami bersama. Dukungan yang kita beri kepada orang lain dapat membantu kita ataupun orang lain dalam menumbuhkan benih Sabda Allah di hati kita. Dukungan tersebut membentuk sebuah atmosfer atau lingkungan iman yang baik bagi pertumbuhan benih atau Sabda Allah dalam kehidupan kita.
Sahabat Pena Claret yang terkasih, kita hendaknya membentuk suatu situasi atau lingkungan iman yang baik guna menumbuh kembangkan iman kita sendiri ataupun iman sesama saudara kita. Kita diundang untuk menyokong terbentuknya sebuah lingkungan yang mendukung tumbuhnya benih Sabda Allah. Lingkungan yang tidak merepsentasi kondisi di pinggir jalan, tanah berbatu ataupun semak duri. Semoga Tuhan memberkati kita.
Misionaris Claretian yang sedang menempuh pendidikan di Universitas sanata Dharma Yogyakarta.