Kristus Sang Pembela

Sumber gambar: gbibumianggrek.com

Hari Minggu Prapaskah III, 20 Maret 2022

Bacaan I: Kel. 3:1-8a, 13-15

Bacaan II: 1 Kor. 10:1-6, 10-12

Bacaan Injil: Luk. 13:1-9

PenaClaret.com-Salah satu identitas yang disematkan Allah dalam diri manusia adalah homo laborans, manusia pekerja. Makanya ada yang bekerja sebagai guru, petani, pelajar, peternak, nelayan, pengusaha dan lain sebagainya. Singkatnya, apa dan siapa pun kita, kita harus selalu bekerja. Bahkan dalam dunia Alkitabiah pun kita akan menjumpai aneka profesi yang digeluti oleh umat manusia mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Misalnya saja dalam ketiga narasi suci yang disodorkan Gereja pada hari ini. Dalam bacaan pertama, kita berjumpa dengan Nabi Musa, seorang penggembala. Kemudian St. Paulus sebagai Rasul dan yang terakhir adalah Tuhan Yesus sendiri sebagai ‘advokat’ sekaligus penyelamat umat manusia. Bahkan jauh sebelumnya Allah sendiri telah terlebih dahulu bekerja, yakni menciptakan alam semesta beserta isinya (bdk. Kej. 1:1-31, 2:1-7). Karena itu, kerja sejatinya bukanlah sesuatu yang bersifat aksidental belaka namun esensial pada manusia.

Baca juga :  Kehadiranmu Mengancamku

Namun dibalik kemajemukan profesi manusia ini, ada sebuah pekerjaan mulia yang juga ditawarkan oleh Allah pada kita di hari Minggu III Prapaskah ini, yakni menjadi rekan kerja-Nya. Tawaran Allah ini tampak dalam kisah perjumpaan-Nya dengan Nabi Musa di atas gunung Horeb. Allah dalam rupa nyala api yang keluar dari semak duri mengutus Nabi Musa sebagai partner kerja-Nya untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir. Keputusan Allah untuk mengutus Nabi Musa sebagai rekan kerja-Nya ini sejatinya merupakan sebuah ajakan pertobatan. Allah kembali mengajak manusia untuk bekerjasama dengan-Nya pasca peristiwa kejatuhan manusia pertama di taman Eden.  Meski pun Allah sebenarnya bisa melakukan karya keselamatan-Nya tanpa bantuan manusia. Tetapi Allah toh tetap mau melibatkan manusia yang tidak setia ini dalam proyek keselamatan-Nya. 

Baca juga :  Ada Diskon 100% di Kapernaum

Menjadi rekan kerja Allah berarti kita dipanggil untuk menemani Nabi Musa dalam misi mewartakan pertobatan. Rekonsiliasi adalah inti dari masa prapaskah yang tengah kita jalani ini. Seruan pertobatan ini pula mestinya dimulai dari dalam diri kita sendiri. Agar dengan bertindak sebagai rekan kerja keselamatan Allah, sesama pun boleh mengenali dan mengikuti kita dalam menelusuri lorong-lorong gelap kehidupan kita menuju Sang Api, yakni Allah sendiri. Akan tetapi, misi kita menemani Nabi Musa dalam menyuarakan pertobatan ini hanya akan berhasil manakala kita membuka diri untuk dituntun oleh Roh Kudus sebagaimana amanat Dei Verbum-Sabda Allah (DV) art. 20 bahwa, Roh Kuduslah yang membimbing dan mengarahkan manusia untuk memasuki kepenuhan kebenaran.

Baca juga :  Pilihan Bijak Seorang Janda

Kepenuhan kebenaran tersebut sejatinya terjadi dalam Yesus Kristus, Sang Advokat dan Pembebas umat manusia. Sebagai Pembela, Kristus memohon kepada Sang Pemilik pohon ara yang tidak berbuah agar jangan ditebang, “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia! (Luk.13:9)”.

Akhirnya sahabat pena Claret yang terkasih, Kristus sendiri telah berjuang agar diri kita yang tidak berfaedah ini tidak ditebang Sang Tuan pada hari ini. Masihkah kita akan terus seperti itu? Semoga rahmat Tuhan membantu kita.