Claretpath-Manusia secara de facto adalah sebuah realitas yang teramat kompleks. Apakah manusia bisa dibahas tuntas? Membedah manusia sebagai sebuah entitas tunggal hingga selesai, terbilang rumit. Apa lagi jika pemetaan dalam diri manusia ditemukan bahwa hadirnya dua fakultas dalam diri manusia yakni akal budi dan kehendak, seolah-olah menambah kompleksitas atau pun kerumitan itu.
Hume mencoba untuk membedah manusia dengan berusaha mencari sebuah pengetahuan akan kodrati manusiawi, menyingkapkan prinsip-prinsip atau atuaran-aturan kaku yang menyokong pemahaman manusiawi, emosi, rasionalitas dan seperti Berkeley yang berusaha menarasikan prinsip-prinsip pengetahuan manusiawi (Garvey:109;127).
Jikalau Hume dan Berkeley berusaha membahas manusia dari sisi pengetahuan manusia, berbeda dengan Husserl yang secara terang-terangan mengupas bagian terpenting manusia yakni kesadaran. Apakah kesadaran manusia adalah hasil kolaborasi antara rasio dan kehendak? Ataukah kesadaran itu ada secara in se dalam rasio dan voluntas. Manusia teramat rumit untuk dikupas tuntas! Manusia itu kompleks!
Menurut Protogoras seorang sofis, man is the measure of all things, benar ia adalah “takaran” dari segala sesuatu. Namun, itu hanya dimungkinkan jikalau manusia sebagai subyek tunggal dengan all things sebagai obyek. Sebab, manusia dapat mengupas tuntas realitas diluar dirinya kecuali actus murni dan dirinya sendiri yang begitu kompleks. Seyogyanya manusia itu rumit atau pun kompleks.[1]
[1] Tulisan ini tidak dibuat tuntas, karena membahas sesuatu yang tidak tuntas.
Penggiat literasi