ClaretPath.com– Kisahku
Awalnya Tertarik
Bermula dari ketertarikan pada jubah yang dikenakan oleh seorang romo, kala itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas II. Rasa ketertarikan ini berubah menjadi rasa terpanggil hingga terbesit sebuah pertanyaan “Siapa yang akan menggantikan mereka jika sudah tua?” Pertanyaan yang hanya terbesit belaka kian menjadi momok yang menuntun pada menanggapi panggilan Tuhan. Jawaban pun datang dengan pertanyaan “siapa lagi kalau bukan aku?” Menjadi dasar yang memantapkan rasa ketertarikan ini.
Hari terus berlalu dan tahun pun datang silih berganti. Tak terasa aku sudah di penghujung bangku kelas III SMP. Kala itu aku sudah memutuskan untuk menapaki panggilan ini dengan masuk seminari menengah. Namun, aku memiliki satu kendala yaitu ketidak-karuan arah kemana hendak memilih seminari yang akan diarungi. Saat itu aku dihadapkan dengan dua pilihan seminari yang kukenal, antara Seminari Menengah St Yoseph Tarakan atau Seminari Menengah Beato Mario Borzaga milik OMI di Cilacap. Kedua seminari ini masih terbilang baru karena memang masih belum lama didirikan.
Setelah sekian lama menimbang dan membulatkan keputusan serta tekad, aku pun memilih Seminari Menengah Beato Mario Borzaga yang biasa dikenal dengan sebutan Yuniorat OMI di Cilacap. Aku memilih Yuniorat OMI karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah Kongregasi OMI telah lama berkarya di Paroki Santo Stefanus Malinau tempatku berasal dan Romo serta kongregasi yang dikenal lama. Alasan kedua adalah ingin merasakan hidup di tanah Jawa. Kedua alasan ini menjadi motivasi dasar bagiku untuk masuk mengarungi bahtera panggilan Tuhan.
Tak terasa sudah tujuh tahun aku mengarungi panggilan Tuhan bersama dengan kongregasi Oblat Maria Imakulata (OMI). Tak terasa juga panggilanku terus dimurnikan, dimana dulunya hanya dibaluti dengan motivasi keinginan. Di OMI aku banyak belajar mulai dari hidup berkomunitas contohnya hadir dalam setiap kegiatan komunitas seperti makan bersama-sama, doa bersama, pribadi tangguh dan siap melayani tidak mudah menyerah ketika mengalami tantangan, siap diutus kemana saja (taat) serta peduli terhadap mereka yang miskin dan tersingkirkan dimulai dari perhatian kepada saudara-saudara sekomunitas. Sebab komunitaslah misi pertama dan awal untuk menjadi seorang misionaris sejati dan handal.
Sekilas OMI
Tentunya kalian bertanya-tanya, “Apa itu kongregasi Oblat Maria Immakulata? Siapa pendirinya? Bermisi dimana saja?
Kongregasi Oblat Maria Imakulata didirikan oleh Santo Eugenius de Mazenod. Santo Eugenius de Mazenod berasal dari keluarga bangsawan Perancis. Selama revolusi Perancis, mereka mengungsi karena sebagai keluarga bangsawan, mereka menjadi target amukan massa. Selama 18 tahun hidup dalam pengasingan karena pengejaran, pada sebuah Jumat Agung di tahun 1807, Santo Eugenius de Mazenod mendapat sebuah pengalaman rohani yang mengubah hidupnya.Dalam pengalaman tersebut Santo Eugenius tersentuh oleh Salib Kristus: ia mengenal Cinta Allah. Pengalaman rohani ini merupakan suatu “pertobatan pribadi” yang akan menghasilkan buah sebagai persembahan diri secara total kepada Kristus.
Pada tanggal 25 Januari 1816 nama Misionaris Oblat Maria Imakulata (OMI) disahkan oleh Paus Leo XII. Dua hari sebelum pemberian nama OMI, Santo Eugenius memilih nama Oblat Santo Carolus sebagai nama kongregasi misionarisnya. Tetapi ia mendapat rahmat dan menyadari bahwa nama Maria sebagai nama yang paling tepat. Ia menyadari bahwa Bunda Maria selalu menyertai dan memberikan rahmat yang berlimpah dengan kuasa dari Puteranya dan devosi kepada Maria telah dihidupi dalam keluarganya. Maka ia mengusulkan kepada Bapa suci untuk mengganti nama Oblat Santo Carolus menjadi Oblat Maria Imakulata. Usulannya tersebut mendapat jawaban yang sangat cepat dan diberilah nama Oblat Maria Imakulata sebagai nama kongregasi. Pada tanggal 17 Februari 1826 oleh Paus Leo XII secara resmi mengesahkan berdirinya Kongregasi Misionaris Oblat Maria Imakulata.
Hingga kini motto dari OMI adalah “melayani mereka yang tak terlayani” karena Santo Eugenius hatinya sering tergerak kepada mereka yang miskin dan tersingkirkan, dimana sekembalinya ke Aix, sebagai imam, ia meminta dibebaskan dari tugas-tugas rutin sehingga dapat mencari dan melayani orang-orang miskin. Hingga sekarang oblat OMI telah bermisi di 69 negara di seluruh benua. Sehingga para oblat muda diajak untuk berpikir seluas dunia karena akan siap ditempatkan dimana bahkan ke benua Antartika.
Terakhir adalah Oblat Maria Imakulata memiliki ciri khas pada jubahnya yaitu selalu mengenakan Salib besar dan Sabuk hitam. Penasaran? Ingin mengenal OMI lebih dekat? Bisa mengunjungi dan menghubungi di bawah ini.
@skolastikat_omi
frater.omi@gmail.com
+6213 9211 0325
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.