Ketiadaan Tuhan (?): Kebebasan Manusia

Trending Iman: Pemahaman dan Pengalaman
Sumber gambar: ClaretPath.Com

ClaretPath.ComKetiadaan Tuhan (?): Kebebasan Manusia

Hari Jumat Pekan II Masa Prapaskah, 10 Maret 2023

Bacaan I: Kej. 37:3-4, 12-13a, 17b-28

Bacaan Injil: Mat. 21:33-43, 45-46

Saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus, selamat bersua kembali dalam permenungan Sabda Harian, ClaretPath edisi Jumat 10 Maret 2023. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada dasarnya orang-orang Yahudi, para imam kepala dan orang-orang farisi, secara formal mereka beragama Yahudi. Merekalah yang selalu membangun perkara bersama Yesus dan ketamakanlah yang mereka bangun dalam hidup mereka. Tuhan telah memberikan segalanya kepada mereka, namun mereka masih tetap menginginkan segalanya agar supaya menjadi hak milik mereka secara utuh dan tunggal. Sehingga mereka dapat mewariskannya nanti kepada anak cucu mereka. Mereka tidak memahami akan keterpilihan mereka sebagai bangsa istimewa dan bangsa pilihan Allah sendiri. Walaupun begitu mereka tetap menginginkan untuk merebut kuasa Allah dalam hidup mereka.

Baca juga :  Kepenuhan Hidup

Menarik sekali apa yang Penginjil Matius lukiskan dalam perumpamaannya hari ini. Penginjil Matius dangan gamblangnya menampilkan ketamakan orang-orang Yahudi, para imam kepala dan orang-orang farisi yang berfondasikan kesombongan dan keangkuhan diri mereka.

Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus, kesediaan dan kasih Allahlah yang telah memilih mereka sebagai bangsa pilihan bukan semata-mata karena kesombongan, ketamakan dan keangkuhan mereka. Kita melihat bahwa puncak dari penempatan diri mereka sebagai penguasa pertama dalam hidup mereka sendiri. Demikian pula mereka membunuh setiap pribadi yang kemudian melahirkan sikap kritis kenabian yang nantinya membawa mereka kembali kepada posisi manusia yang unik sebagai pilihan Tuhan. Bahkan mereka juga membunuh para nabi utusan Tuhan. Kemudian Allah mengutus Putera Tunggal.-Nya sendiri, pun mereka mengambil dan membunuh-Nya, demi menguasai segalanya secara tunggal.

Ketiadaan Tuhan (?): Kebebasan Manusia (?)

Pesan Injil yang hendak kita batinkan secara pribadi sepanjang hari ini adalah ketiadaan Tuhan dalam lingkungan hati kita. Acap kali, manusia mengalami ketiadaan Tuhan dalam hidupnya, namun bukan berati Allah yang tidak mau mengunjungi umat-Nya melainkan semua karena IA begitu menghargai kebebasan kita. Alasan inilah yang membuat kita menutup semua pintu hati kita untuk kedatangan Tamu Agung yang membawa kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup kita yakni Allah. Kedatangan-Nya  dalam hati kita adalah untuk menuntun kita agar tidak membina ketamakan dan keangkuhan dalam hidup kita. Meskipun begitu,  Allah selalu setia dan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan Dia selalu kreatif berkarya dalam hati kita masing-masing. Selain itu juga, Allah selalu mau mengunjungi dan tinggal dalam rumah hati kita apabila kita selalu membuka hati untuk menerima setiap lawatan-Nya setiap saat.

Baca juga :  Siapa Yang Harus Diundang

Kita yang selalu membuka hati untuk menyambut kedatangan-Nya, sesungguhnya kita sedang membuka dan membina hidup kita ke arah kehidupan kekal yang seharusnya kita usahakan untuk meraihnya. Kita menyadari bahwa kita hanya sebatas penggarap kebun anggur-Nya Tuhan, bukan pemilik. Untuk itu kita hanya diberikan sebuah kesempatan untuk merawat dan  berkarya demi kebaikan bersama, terlebih khusus kebaikan kebun anggur yang kita garap. Tetapi bukan sebaliknya, kita menamkan sikap tamak dan rasa untuk menguasai akan segala apa yang diberikan kepada kita. Selain itu kita diajak untuk menciptakan peluang yang seluas-luasnya bagi kreativitas Allah dalam karya penyelamatan-Nya bagi kita. Meski pun begitu Allah tidak memaksakan kehendak manusia untuk menerima karya keselamatan itu. Sebab Allah selalu menghargai akan kebebasan manusia dalam memilih jalan hidupnya sendiri.