ClaretPath.Com – Kejujuran Itu Menyelamatkan
Hari Jumat Pekan Biasa Ke-XXVIII, 14 Oktober 2022
- Bacaan I: Ef. 1:11-14
- Bacaan Injil: Luk. 12: 1-7
Jika kejujuran adalah kejahatan dan berbohong adalah kebaikan. Maka aku akan diam. Sebab mereka telah mencintai kemunafikan.
Pemeo di atas tentu bukan untuk membenarkan kebohongan sebagai kebaikan. Namun, sekali lagi menyampaikan satu sindiran keras terhadap kenyataan di zaman “post truth”. Realitas kejanggalan yang seolah-olah mengubah kesalahan menjadi sesuatu yang benar.
Hal ini tentu sangat mudah untuk kita temukan dalam lini kehidupan manusia, apalagi bila berhadapan dengan sesuatu yang menggiurkan. Hasrat untuk memiliki sesuatu pun sangat cenderung untuk menggelapkan nurani.
Bacaan Injil hari ini menyajikan satu kecendrungan yang melekat pada manusia secara umum mengenai “kemunafikan”. Kata munafik itu sepadan juga dengan berbohong. Tujuannya jelas untuk menipu dan berusaha menampilkan yang baik-baik saja.
Tindakan ini tentu ada aspek politik, yakni politik kepentingan. Orang akan rela melakukan apa pun, demi mendapatkan sesuatu. Bahkan ada yang tidak terlalu memikirkan konsekuensi untuk orang lain. Namun, yang dipikirkan adalah kebahagiaan dan keselamatan dirinya sendiri (narsisme berlebihan).
Yesus, memberikan satu notifikasi kepada semua pengikut-Nya untuk mewaspadai ragi, yaitu kemunafikan orang-orang Yahudi (Luk. 12:1). Pernyataan ini tentu memiliki alasan yang jelas, bukti yang jelas, berdasarkan realitas yang dialami Yesus sendiri. Akan tetapi, kenapa harus orang farisi?
Alasannya, mereka adalah para petinggi agama, orang yang menguasai dan pandai hukum. Mereka pintar untuk berargumentasi. Namun ada banyak hal yang miris. Mereka cenderung munafik, suka dipuji, membohongi orang-orang kecil, dan lain-lain.
Belajar Jujur Dari Sang Guru
Kisah Injil hari ini sesungguhnya punya pesan moral yang mendalam. Yesus menghendaki setiap orang untuk mencintai kejujuran sebab kejujuran itu menyelamatkan. Pada saat yang sama Yesus tidak menghendaki agar kita menjadi orang yang munafik. Ia meminta kita untuk meneladani-Nya dan belajar untuk berbenah diri jika kita sering bertindak sama seperti orang-orang Farisi.
Orang yang jujur adalah orang yang bijak. Bijak karena ia mampu menyelaraskan apa yang dipikirkan, dan dikatakan dalam tindakan yang riil. Demikian kejujuran itu bisa berdaya menyelamatkan. Ia tidak mementingkan keselamatan dan kebahagiaannya sendiri, tetapi juga sesamanya yang lain.
Semoga.
ClaretPath.Com adalah ruang pengembangan bakat menulis dan media kerasulan, terinspirasi dari Santo Antonius Maria Claret, Pelindung Pers Katolik.