Jangan Memulai Hari Anda seperti Ayam!

Ayam
Ilustrasi: Ayam

ClaretPath.com – Ketika kita memulai hari kita secara otomatis, kita sedang berperilaku seperti ayam. Pagi bangun kerja, senja berhenti bekerja dan tidur, lalu besok pagi bangun dan langsung mulai kerja lagi. Gaya hidup otomatis seperti itu adalah gaya hidup seperti ayam. Demikian kata Paus Fransiskus pada Hari Minggu Pekan Biasa XVI (17/07/2022) di Saint Peter’s Square, Vatikan, Roma.

Ayam tak pernah menyusun rencana. Juga ayam tak pernah mengevaluasi karyanya seharian. Ayam tak pernah duduk berdiskusi cara-cara terbaik memperoleh rezeki harian, bulanan atau tahunan. Ayam juga tak punya target dekat, menengah, atau jauh.

Yang kita temukan pada ayam selalu sama setiap hari. Pagi mulai mengais untuk makan, lalu senja berhenti mengais untuk tidur. Ayam tampaknya tak pernah cemas, juga tak pernah berharap. Ia tak pernah mengumpulkan apalagi menimbun makanan sebagai bekal untuk hari-hari mendatang.

Cara kerja dan gaya hidup ayam terjadi secara otomatis. Kegiatan rutin hariannya selalu sama, tanpa variasi. Jam makan, makan; lalu jam tidur, tidur. Hidupnya tanpa modifikasi. Kreativitas hidup tak pernah ada. Ayam juga tak pernah berdoa mohon petunjuk Tuhan sebelum bekerja. Di akhir hari, ayam berhenti bekerja dan pergi tidur tanpa bersyukur.

Ayam tak pernah memohon, juga tak pernah bersyukur. Ayam tidak pernah berdoa. Tidak ada jadwal khusus baginya untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Ayam selalu hidup secara otomatis. Subuh bangun tidur, langsung mencari makan, lalu senja berhenti, dan langsung tidur lagi. Selalu seperti itu gaya hidup ayam.

Baca juga :  Benua Baru | Opini

“Terkadang kita memulai hari kita secara otomatis…seperti ayam,” kata Paus Fransiskus. Persis ketika kita berperilaku secara otomatis, kita tidak ada bedanya dengan ayam.

***

Menurut Paus Fransiskus, kita harus memulai hidup harian kita dengan memandang pada Tuhan, mendengarkan firman-Nya untuk dijadikan sebagai inspirasi hari itu. “Ketika kita meninggalkan rumah di pagi hari dengan mengingat sabda Yesus dalam benak kita, hari itu pasti akan memperoleh suatu nada yang ditandai dengan Sabda itu, yang memiliki kekuatan untuk mengarahkan tindakan agar sesuai dengan harapan Allah,” kata Paus Fransiskus menjelaskan.

Hidup orang Kristen harus berdasarkan tuntunan Sabda Allah. Oleh karena itu, setiap hari seorang pengikut Kristus harus selalu menyediakan waktu untuk mendengarkan Sabda Allah. Dengan demikian, seorang pengikut Kristus tidak lagi bertindak secara otomatis: saat bangun, bangun; saat makan, makan; lalu saat tidur, tidur. Hendaknya orang Kristen jangan memulai hari seperti ayam!

Paus Fransiskus mengajak semua orang Kristiani untuk menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan Sabda Allah. Kita bisa mencontohi Maria, saudara Marta dan Lazarus, yang setia mendengarkan Sabda Yesus (lih. Luk 10:38-42). Persis inilah yang disebut dengan “bagian yang terbaik”, yaitu mendengarkan Sabda Yesus.

Baca juga :  Pastoral Care

Injil Lukas (10:39) mengatakan, Maria duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Mengomentari ayat ini, Paus Fransiskus menegaskan, “Catatlah: dia tidak mendengarkan sambil berdiri, (atau sambil) melakukan hal lain, tetapi dia duduk di dekat kaki Yesus.”

Maria menyadari bahwa Yesus bukan tamu biasa. Juga Sabda-Nya merupakan “bagian yang terbaik, sehingga ia pilih” (Luk 10:42). “Itulah sebabnya Maria menempatkan-Nya pada posisi pertama: dia berhenti dan mendengarkan,” tegas Paus Fransiskus.

***

Jelas kelihatan, sebelum dan setelah bertindak, Maria mendengarkan Sabda Allah. Maria tidak seperti ayam yang hidup secara otomatis. Sebelum bertindak, Maria memohon tuntunan Kehendak Allah. Setelah bertindak, Maria bersyukur dan membiarkan mata Allah mengevaluasi karya hariannya.

Itulah sebabnya Paus Fransiskus mengajak seluruh umat beriman untuk membaca Kitab Suci setiap hari, terutama selama liburan (musim panas).

“Saudara dan saudari, marilah kita mengambil kesempatan liburan musim panas ini untuk berhenti dan mendengarkan Yesus. Akhir-akhir ini semakin sulit kita temukan waktu luang untuk meditasi. Bagi banyak orang, ritme hidup ini hingar bingar dan melelahkan. Musim panas dapat juga berharga dengan membuka dan membaca Injil secara perlahan, satu perikop setiap hari tanpa buru-buru, satu perikop singkat dari Injil.”

(Paus Fransiskus, Angelus, Minggu Pekan XVI (17/07/2022)

Paus Fransiskus yakin bahwa dengan cara ini kita akan mampu masuk dalam dinamika Yesus. “Marilah kita membiarkan diri diubah oleh halaman-halaman kitab suci (yang sedang kita baca) sambil bertanya pada diri sendiri, bagaimana kehidupan saya, apakah sudah berada pada jalur bersama dengan apa yang Yesus katakan atau belum. Secara khusus, marilah kita bertanya pada diri kita: Ketika saya memulai hari, apakah saya langsung terjun ke dalam hal-hal yang saya lakukan atau terlebih dahulu saya mencari inspirasi dari Sabda Allah?

Baca juga :  Cinta Manusia di Bumi

Jika setiap pagi kita bangun tidur, lalu serta-merta kita memulai aktivitas harian kita tanpa terlebih dahulu mendengarkan Sabda Yesus, hidup kita sama seperti ayam. Begitu juga setelah seharian kita beraktivitas, lalu kita mengakhirinya dengan langsung pergi ke tempat tidur tanpa terlebih dahulu bersyukur, hidup kita juga seperti ayam. Oleh karena itu, awali dan akhirilah hidup harian kita dengan mendengarkan suara Tuhan, sehingga hidup kita dituntun oleh Sabda-Nya.

Teks asli dari penjabaran tulisan ini dapat ditemukan di sini:

https://www.vatican.va/content/francesco/en/angelus/2022/documents/20220717-angelus.html